kalau tidak ada yang salah, tidak akan mungkin terjadi korban kecelakaan kerja begitu banyak dan terus-menerus
Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar gusar. Belum genap 2 tahun peralihan pengelolaan migas Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina Hulu Rokan (PHR), terdapat sejumlah kecelakaan kerja yang menyebabkan tujuh pekerja migas tewas.

Kasus teranyar adalah tewasnya Derison Siregar (23) di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Rokan di Minas Barat, Kabupaten Siak, pada 18 Januari 2023. Korban berasal dari rekanan PT PHR.

Orang nomor satu di Provinsi Riau ini menilai Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan (SKK) Migas Sumatera Bagian Utara harus bertanggung jawab atas insiden ini. SKK Migas dituntut mampu mengurangi kasus kecelakaan kerja berakibat fatal. Rekanan PT PHR atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) juga diminta untuk lebih disiplin menerapkan standar operasional kerja guna mengurangi risiko terburuk saat pekerja mengalami kecelakaan.

"Memang meninggal itu kuasa Tuhan. Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu yang keliru, tidak mungkin terjadi seperti itu," kata Syamsuar saat menerima kunjungan kerja SKK Migas Wilayah Sumbagut dan KKKS Wilayah Riau di Pekanbaru, Selasa (7-2).

Mantan Bupati Siak ini juga membandingkan sewaktu Blok Rokan masih dikelola PT Chevron Pasific Indonesia (CPI). Selama puluhan tahun beroperasi, hampir tidak terdengar kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa di perusahaan migas asal Amerika Serikat itu.

Selama hampir 100 tahun PT Chevron beroperasi di Bumi Lancang Kuning, Syamsuar yang berkarir sejak dari level camat hingga gubernur ini, hampir tak pernah mendengar pekerja migas meninggal dunia karena kecelakaan kerja. Artinya, kecelakaan kerja ini adalah kelalaian. Kejadian ini harus menjadi pembelajaran dan perhatian SKK Migas untuk mengawasi perusahaan-perusahaan kontraktor.

Bahkan kondisi ini diperparah dengan adanya lagi kecelakaan di Kabupaten Siak pada 26 Januari 2023, tepatnya di konsesi milik PT Bumi Siak Pusako (BSP) yang juga beroperasi di bidang migas. Seorang pekerja dari rekanan perusahaan BUMD Riau meregang nyawa saat bekerja di bekas sumur minyak. Pipa minyak yang sedang dipotong meletup dan menewaskan Anton, pekerja asal Sungaiapit, Siak.

"Cari keuntungan boleh-boleh saja, tapi jangan sampai membuat orang meninggal. Ini saya ingatkan kepada bapak ibu. Tolong diperhatikan, tidak sesederhana itu," katanya mengingatkan.

Gubernur Syamsuar mengaku sebelumnya sempat bertemu dengan Direktur Utama PT PHR saat terdapat enam pekerja subkontraktor yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja.

Direktur Utama PT PHR Jafee A. Suardin sudah diingatkan agar memeriksa SOP (standar operasional prosedur) tenaga kerja para mitra yang menyediakan jasa pekerjaan. Demikian juga dengan SKK Migas agar mempertebal pengawasan itu.

"Jadi, kalau tidak ada sesuatu yang salah, tidak akan mungkin terjadi korban kecelakaan kerja yang begitu banyak dan terus-menerus. Satu, dua, tiga, empat, bahkan sampai tujuh orang," ucapnya.


Investigasi multipihak

Akibat kecelakaan kerja itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, DPRD Provinsi Riau, aparat kepolisian, dan pihak lainnya melakukan investigasi terkait hal itu. Sejumlah pihak dinilai mengerti dan bertanggung jawab atas hal itu dimintai keterangan oleh instansi terkait.

Memang hingga saat ini belum diperoleh hasil investigasi terkait hal itu atau justru pihak terkait belum bersedia mengumumkannya, mengingat hasilnya bisa saja mencoreng perusahaan atau berimplikasi pada ranah pidana.

Provinsi Riau bersama pihak kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas saat ini getol mengebor minyak dan berupaya menghidupkan kembali sumur-sumur yang dianggap mati suri untuk meningkatkan produksinya.

Namun, jika kerja keras itu tidak dibarengi kerja cerdas dengan aspek perlindungan tenaga kerja maka bisa mencoreng cita-cita yang akan dicapai.

Setelah pengawas Dinas Nakertrans Riau turun mengecek secara teliti, PT PHR dan perusahaan lainnya diminta untuk mengecek kesehatan pekerja yang akan turun ke lapangan, mengingat ada kasus kematian pekerja migas yang ternyata meninggal dunia karena kondisi kesehatannya lemah. Untungnya, yang bersangkutan tidak meninggal saat bekerja di lapangan.

"Artinya kan jelas, ada SOP yang harusnya dikerjakan untuk keselamatan kerja. SOP keselamatan kerja itu wajib diperhatikan oleh semua perusahaan," tegasnya.

Ke depan, tidak ada lagi pegawai migas yang meninggal lagi akibat kecelakaan kerja seperti bulan atau tahun sebelumnya.

"Memang tadi SKK Migas sudah menyampaikan akan melakukan perbaikan-perbaikan pada wilayah kerja PHR, termasuk PT BSP. Makanya saya juga minta SKK Migas untuk melakukan pengawasan, baik itu pengawasan kerja maupun SOP keselamatan tenaga kerja yang bekerja di sana," pesan Syamsuar.

Ada pemandangan unik. Berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus ketika menyampaikan laporan kepada Gubernur Symsuar diawali dengan memimpin doa untuk para pekerja yang telah meninggal dunia.

"Semoga para pekerja hulu migas mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan kita doakan semoga industri hulu migas tahun 2023, selain mencapai target yang diinginkan, juga diberi kesehatan dan keselamatan untuk para pekerja," doa Rikky.

Ia juga menegaskan industri hulu migas selalu mengedepankan keamanan, kesehatan, dan keselamatan pekerja.

Di Provinsi Riau saat ini terdapat 11 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) produktif yang menghasilkan 182.000 barel minyak dan menghasilkan 90 juta gas million standard cubic feet per day (MMSCF), serta menyumbang 30 persen lifting minyak nasional.

Dari total 890 sumur migas di Tanah Air, 540 sumur atau 60 persen berada di Provinsi Riau. Artinya, surga minyak di Indonesia ada di Bumi Melayu ini. Namun, neraka pun bisa jadi ada di sini, apabila potensi itu tidak dikelola dengan baik sehingga justru menimbulkan kematian pekerja atau muncul potensi negatif lainnya.

Semoga kematian Derison Siregar adalah kasus yang terakhir di dunia migas di Riau ini.

Untuk meningkatkan jumlah produksi migas di provinsi ini tidak harus dibayar mahal dengan nyawa. Jika keselamatan kerja diutamakan niscaya kasus fatal korban bisa dikurangi meskipun terjadi kecelakaan di lapangan.

Hilangnya nyawa Derison dan rekan-rekan pahlawan migas itu juga diharapkan tidak menyurutkan cita-cita anak muda Riau untuk menjadi pekerja migas yang andal.

Pada 9 Agustus 2021, PT PHR resmi ambil alih Blok Rokan dari PT Chevron. Pada tanggal itu pula pada tahun 2022, Provinsi Riau merayakan hari jadi ke-65 dengan jargon "Riau Unggul", unggul di segala bidang.

Salah satunya, tentu unggul di produksi migas.








 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023