Beograd (ANTARA) - Ratusan nasionalis Serbia berkumpul di ibukota Beograd pada Rabu dan menuntut pemerintah menolak rencana Barat mengenai normalisasi hubungan dengan Kosovo dan menarik diri dari negosiasi itu.

Para pengunjuk rasa berkumpul di gedung kepresidenan membawa spanduk dengan tulisan ‘Kosovo adalah jantung Serbia’, ‘Jangan Menyerah’, dan ‘mengkhianati Kosovo adalah mengkhianati Rusia!.’

Mereka memblokir lalu lintas dan pada satu waktu merusak pembatas baja di sebelah gedung presiden dan mendekatinya sambil berseru “Dimana (Presiden Serbia Aleksandar) Vucic?”

Kelompok tersebut kemudian melemparkan telur ke arah jendela dan mengancam nyawa Vucic sebelum akhirnya polisi menangkap sebagian mereka.

Tuntutan utama mereka adalah Vucic menarik diri dari negosiasi mengenai Kosovo dengan negara-negara Barat dan menolak dibentuknya Asosiasi Kota Serbia.

Vucic mengatakan kepada TV lokal bahwa pengunjuk rasa melakukan kekerasan dan ia menanyakan maksud pernyataan Damjan Knezevic dari Patroli Rakyat ultranasionalis kepada pemerintah yaitu “Anda takut terjadi kerusuhan. Saya bersumpah, kami siap untuk lebih dari itu.”

“Apakah kalian pikir itu mungkin, kalian pikir tidak ada jawaban untuk itu? Negara akan bertindak efisien, sangat cepat, sangat serius dan sangat bertanggung jawab,” kata Vucic.

Vucic juga menuduh para pengunjuk rasa sebagai anti-Serbia dan menerima dana dan dukungan dari negara asing.

Ia menambahkan bahwa mereka yang mengancam akan membunuhnya dan menjanjikan kerusuhan jika Beograd berupaya memperbaiki hubungan dengan Kosovo akan dimintai pertanggungjawaban sesuai hukum yang berlaku.

Vucic mengatakan, mereka yang berpikir dapat menjatuhkan Serbia dengan ketidakbenaran mereka, kebohongan brutal mereka, mereka yang berpikir dapat menjatuhkan sebuah negara dengan ancaman, beberapa senjata, tidak dapat mengalahkan Serbia.

Ia juga menambahkan meskipun mereka memiliki koneksi dengan beberapa negara asing, dukungan dalam bentuk uang, dan membenarkannya sebagai bentuk patriotisme, dan karena melakukan banyak hal baik untuk negara mereka, Serbia tidak akan runtuh.

Jaksa penuntut umum senior Beograd Nenad Stefanovic mengatakan semua yang mengancam pemegang jabatan negara tertinggi dan semua anggota kelompok ekstrimis yang mengancam keamanan warga akan diadili.

Sementara itu, anggota lain kelompok radikal kanan Patroli Rakyat, Dejan Bobocek, ditahan dan ditemukan membawa senjata yang dilengkapi alat pembidik dan amunisi di Novi Sad, menurut keterangan Menteri Dalam Negeri kepada media.


Proses dialog Kosovo-Serbia

Uni Eropa (UE) meminta Kosovo dan Serbia mencapai kesepakatan akhir yang dapat menyelesaikan masalah kedua negara untuk kemajuan proses integrasi mereka dengan blok itu.

Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008, dengan sebagian besar anggota PBB diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman dan Turki mengakui sebagai negara otonom yang terpisah dari tetangganya. Tapi Beograd tetap menganggapnya sebagai wilayahnya.

Belakangan, kedua pihak sedang bernegosiasi melalui usulan Prancis-Jerman.

Presiden Vucic pada Oktober mengatakan bahwa Jerman dan Prancis menawarkan untuk mempercepat proses keanggotaan Serbia ke Uni Eropa jika mengakui Kosovo sebagai negara merdeka dan mengizinkannya menjadi anggota organisasi internasional.

Menurut proposal yang bocor itu, Kosovo juga diharuskan mengizinkan pembentukan persatuan kota Serbia di utara dimana banyak warga Serbia tinggal.

Pejabat UE berharap negosiasi atas rencana tersebut dapat diselesaikan pada musim semi.

Brussels telah memfasilitasi dialog Serbia-Kosovo.

Sumber: Anadolu-Oana
Baca juga: Menlu AS: Kosovo, Serbia harus kompromi demi normalisasi hubungan
Baca juga: Utusan AS, UE desak Kosovo dan Serbia tidak picu kekerasan
Baca juga: Kosovo tahan wartawati Rusia di perbatasan

​​​​​​​

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023