Jakarta (ANTARA) -
Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi berpandangan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah perlu memberi perhatian pada kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk keperluan dakwah.
 
"PP Muhammadiyah perlu memberi perhatian penting pada AI untuk keperluan dakwah," ujar Fahmi, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
 
Hal tersebut dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Kajian Rutin Bulanan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bintaro bertajuk "Artificial Intelligence dan Pergeseran Otoritas Keagamaan dari Manusia ke Mesin", di Tangerang Selatan, Banten, Minggu.
 
Lebih lanjut, Ismail menyampaikan kecerdasan buatan yang dimunculkan dengan tujuan utama untuk mengembangkan mesin yang dapat belajar dari data serta pengalaman sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan adalah sebuah keniscayaan.

Meskipun begitu, lanjut anggota Majelis Pustaka, Informasi, dan Digital PP Muhammadiyah ini, sebagaimana pandangan sejarawan Yuval Noah Harari, kecerdasan buatan memiliki risiko memicu terjadinya kenaikan tingkat pengangguran dan kesenjangan ekonomi. Hal tersebut karena kecerdasan buatan mengurangi peran manusia di sejumlah tempat kerja.
 
Oleh karena itu, menurut Harari, manusia dapat mengelola dan mengembangkan kecerdasan buatan dengan bijaksana jika memiliki kesadaran dan upaya untuk mengatur penggunaan dan pengembangan teknologi tersebut.
 
Berikutnya, Ismail memberikan contoh perangkat lunak ChatGPT sebagai hasil pengembangan dari kecerdasan buatan. Ia menjelaskan ChatGPT merupakan suatu model bahasa alami yang dibuat oleh OpenAI dan dapat memahami bahasa manusia serta memberikan respons yang sesuai dengan pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pengguna.
 
Banyak hal yang dapat dijawab oleh ChatGPT, termasuk persoalan agama. Ismail mengatakan banyak santri yang bertanya mengenai hal-hal yang berkenaan dengan agama kepada ChatGPT. Di samping itu, para ustad pun dapat mencari ide ceramah dengan memanfaatkan ChatGPT.
 
Menurut dia, jawaban dari ChatGPT sangat bergantung pada pertanyaan, cara bertanya, dan konteks pertanyaan yang diajukan oleh pengguna.
 
"Dengan demikian, diperlukan edukasi kepada pengguna. Jawabannya juga tergantung dari kelengkapan informasi dalam database," ujar Ismail.
 
Berdasarkan manfaat yang dihadirkan oleh ChatGPT itu, Ismail berharap PP Muhammadiyah dapat memberikan perhatian pada pemanfaatan serta pengembangan kecerdasan buatan untuk keperluan dakwah.

Baca juga: Muktamar Pemuda Muhammadiyah momentum merajut ukhuwah

Baca juga: Ketum: Musywil Muhammadiyah semoga jadi pembawa kemajuan Bumi Papua 
Baca juga: PAN: NU dan Muhammadiyah adalah penjaga NKRI

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023