Jakarta (ANTARA) - DFSK membuktikan komitmen keseriusan untuk pasar Indonesia, dengan memproduksi kendaraan elektrik komersial yakni DFSK Gelora E di pabrik Cikande, Serang, Banten yang sudah mengadopsi berbagai teknologi produksi terkini dan modern sehingga memenuhi status sebagai industri 4.0.

"Kami memutuskan untuk memproduksi DFSK Gelora E, baik Blind Van maupun minibus di Indonesia. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif, khususnya dari segi harga, karena sudah diproduksi secara lokal dan membuat harga jualnya ke konsumen menjadi semakin terjangkau," kata CEO PT Sokonindo Automobile, Alexander Barus dalam keterangan resminya, Senin.

Dengan produksi secara lokal, maka DFSK Indonesia meyakini bahwa harga untuk satu buah unitnya akan lebih terjangkau. Berbicara harga, DFSK Gelora E MOB dibanderol dengan harga Rp399 juta dan untuk Gelora E BV dibanderol dengan harga Rp350 juta on the road Jakarta.

Untuk memenuhi konsumen Gelora E di Indonesia, DFSK meyakini ketersediaan suku cadang dan juga kapasitas produksi yang akan bisa mencukupi permintaan dari konsumen.

Diketahui bahwa pabrik DFSK yang sudah mengusung industri 4.0 ini memiliki kapasitas 50 ribu unit per tahun, berkat adanya dukungan teknologi robotik dan Sumber Daya Manusia (SDM) terlatih.

"Teknologi robotik yang diusung pabrik DFSK sudah mencapai 90 persen untuk proses produksi," ucap Alexander.

Baca juga: Biaya perawatan DFSK Super Cab hanya Rp6.000an sehari

DFSK Gelora E hadir dengan asupan baterai yang menggunakan teknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH, dan sanggup untuk menyuplai energi DFSK Gelora E sejauh 300 KM.

DFSK juga meyakini bahwa mobil komersial ramah lingkungan ini ditunjang dengan efisiensi energi yang tinggi dan mampu mengurangi biaya operasional yang ditimbulkan oleh penggunaan kendaraan. Konsumen cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp200 per kilometer, atau setara dengan 1/3 dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.

Yang lebih mengesankan dari mobil ini adalah waktu pengisian daya, karena sudah didukung dengan fast charging sehingga pengisian daya 20-80 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit.

Jika dikalkulasikan mobil komersial yang sudah ditunjang dengan efisiensi energi yang tinggi dan mampu mengurangi biaya operasional, konsumen cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp200 per kilometer, atau setara dengan 1/3 dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.

DFSK Gelora E sudah mengadopsi langkah-langkah perlindungan seperti perlindungan isolasi, perlindungan tegangan tinggi, tahan debu dan air (hingga standar IP67), dan sistem perlindungan baterai yang ketat untuk memastikan keamanan baterai dalam kondisi ekstrim.

Mobil komersial ramah lingkungan ini memiliki dimensi 4.500mm x 1.680mm x 2.000mm (PxLxT) yang memberikan kabin ekstra luas dan lapang, serta dipadukan dengan kemampuan berkendara yang bisa diandalkan.

Kendaraan fungsional ini hadir ditawarkan dalam 2 varian, yakni Minibus dan Blind Van, yang bisa dipilih berdasarkan kebutuhan usaha konsumen di Indonesia.

Baca juga: DFSK Mini EV dijual paruh kedua 2023, berapa harganya?

Baca juga: DFSK produksi mobil listrik Gelora E di Indonesia tahun depan


Baca juga: DFSK siap produksi kendaran listrik di Indonesia
Pewarta:
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023