Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif ICT Institute sekaligus Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI Heru Sutadi mengatakan bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para operator dalam menghadirkan layanan konvergensi.

“Sebenarnya kalau kita lihat, apa yang menguntungkan bagi konsumen itu tentu akan kita dukung. Tapi akan ada beberapa catatan ketika fixed mobile convergence (FMC) ini diaplikasikan atau diimplementasikan. Pertama, kualitasnya seperti apa,” kata Heru saat dijumpai usai diskusi di Jakarta Selatan, Kamis.

“Memang harus berhati-hati ketika kita mencoba mengimplementasikan FMC ini untuk apa, kalau memang pelanggan itu membutuhkan, ya ini yang harus benar-benar kemudian kita wujudkan,” imbuhnya.

Lebih dalam, Heru juga menyampaikan bahwa model bisnis merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh para operator saat akan mengembangkan layanan konvergensi. Sebab menurutnya, layanan internet kabel dan seluler mempunyai model bisnis yang berbeda.

Baca juga: Menkominfo ajak operator seluler sebarkan informasi G20

“Menariknya memang, di masa pandemi kemarin ada kebutuhan pelanggan seperti itu. Atau sampai sekarang lah. Ketika kita di luar rumah, kita pakai mobile. Tapi ketika kita di kantor kita pasti pakai wifi kantor. Atau di rumah juga pakai wifi. Jadi kita berlangganan dua layanan,” ujar Heru.

“Nanti perlu dilihat ini levelnya yang mana. Apakah levelnya di tingkat jaringan. Convergence itu kan juga merupakan penyatuan ya. Apakah nanti jaringan yang disatukan, atau layanan yang disatukan, atau device yang disatukan,” sambungnya.

Di sisi lain, praktisi digital Guntur Siboro juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, menerapkan layanan konvergensi tidaklah mudah. Sebab, banyak tantangan yang dihadapi operator untuk membangun layanan konvergensi.

Guntur menjelaskan, tantangan yang pertama adalah biaya yang tinggi. Konvergensi jaringan membutuhkan biaya dan investasi yang tinggi. Pasalnya perusahaan harus membangun ulang berbagai aspek bisnis terkait layanan tersebut.

“FMC ini memang bisa memberikan semua peluang, tetapi di satu sisi membutuhkan biaya dan investasi yang tinggi," papar Guntur.

Tak hanya itu, Guntur juga menyampaikan tantangan lain yang akan dihadapi untuk membangun layanan ini. Tantangan selanjutnya adalah tentang mengintegrasikan jaringan. Sebab, jaringan seluler dan kabel memiliki perbedaan yang kompleks.

"Tantangan yang dihadapi adalah melakukan konvergensi jaringan. Karena jaringan seluler dan kabel memiliki perbedaan yang kompleks. Apalagi kalau ingin melakukan konvergensi kepada dua perusahaan yang sudah matang," katanya.

FMC (Fixed Mobile Convergence) sendiri adalah teknologi yang menggabungkan jaringan seluler dan data dalam satu pembayaran. Teknologi ini memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam hal pelayanan serta pembayaran layanan.

Baca juga: Menkominfo imbau operator seluler berani berinvestasi

Baca juga: Kemenkominfo umumkan operator seluler lulus lelang frekuensi 2,1GHz

Baca juga: Konsolidasi menara Telkom beri berkah bagi perusahaan penyedia menara


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023