Jakarta (ANTARA) - Sejak pandemi COVID-19 melanda hingga memasuki masa pemulihan seperti saat ini, tren gaya hidup sehat kian diminati masyarakat, salah satunya dengan mengonsumsi minuman herbal tisane.

Tisane merupakan minuman yang diseduh seperti teh, tetapi tidak menggunakan daun teh melainkan daun lain, bunga, akar, dan sejenisnya. Minuman ini banyak diminati karena diyakini punya beragam manfaat untuk kesehatan.

Asti Atmodjo, pelaku usaha Astea Tisane asal Surabaya, dalam keterangan resmi, Kamis, mengatakan bahwa prospek bisnis yang berkaitan dengan gaya hidup sehat akan terus diminati karena semakin banyak orang yang sadar dengan pola hidup sehat.

”Tidak cuma bagi yang tua, tapi, anak muda juga makin sadar untuk punya pola hidup sehat,” kata Asti.

Asti mengawali bisnis tisane saat dia dan keluarganya mengidap COVID-19 pada akhir 2020 lalu. Bermula dari mencoba tisane buatan sendiri untuk memulihkan kondisi pasca terkena COVID-19, kini Asti telah menjual ribuan bungkus tisane buatannya.

Untuk bahan, Asti mengaku lebih memprioritaskan hasil panen petani lokal. Jika barang yang dicari tidak ada, opsi impor baru dilakukan.

Produk tisane yang Asti jual berbanderol antara Rp33.000 sampai Rp189.000 tergantung kemasan.

Baca juga: 10 jenis teh herbal dan kegunaanya bagi kesehatan

Kombinasi bahan yang digunakan sangat beragam, mulai dari butterfly pea (bunga telang), green tea, sereh, melati, chamomile, globe amaranth, stevia, dan sebagainya.

Menurut Asti, terdapat beragam manfaat yang ditawarkan racikan tisane, antara lain menstabilkan sistem saraf dan hormon, mengatasi stres, mengurangi kram menstruasi, menurunkan tekanan darah, menstabilkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung.

Asti memastikan produk yang dia jual sudah melalui riset, termasuk soal bahan yang digunakan dan kontradiksi.

Saat ini produk yang dia jual sudah merambah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Taiwan.

Baca juga: Teh Bokashi Jati Cina dari Bali siap tembus pasar nasional dan ekspor

Baca juga: Peneliti usulkan calon dokter dapat pendidikan soal obat herbal

Baca juga: Dokter: Madu ditambahkan terakhir saat buat ramuan herbal

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023