Jakarta (ANTARA) - Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R. Akhmad Nurwahid mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan berempati ketika memperlakukan mitra deradikalisasi.

"Saat kita memperlakukan rekan-rekan kita yang terpapar paham radikal terorisme, kita ibaratkan seperti memperlakukan orang yang terpapar virus COVID-19. Kita harus peduli dan empati kepada mereka, namun kita juga harus tegas agar mereka isoman dan tidak menyebarkan virusnya ke orang lain," ujar Nurwakhid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Selain itu, penguatan nilai-nilai Pancasila juga penting dilakukan kepada mitra deradikalisasi. Pasalnya, Pancasila adalah ideologi yang paling ideal bagi Indonesia. Dalam Pancasila juga berisi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Ia mengungkapkan, selama ini, kelompok radikal terorisme selalu membenturkan Pancasila dengan agama Islam. Padahal, Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan Pancasila berisi nilai-nilai ajaran Islam.

“Pancasila tidak bisa dipertentangkan dengan agama Islam, karena Pancasila merupakan nilai-nilai yang diambil dari keislaman itu sendiri,” ucapnya.

“Perbedaan yang ada di sekitar kita, perbedaan suku, bangsa, dan agama merupakan kehendak Allah,” tutur mantan Kabag Banops Densus 88 ini melanjutkan.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo Samsur bercerita tentang founding fathers bangsa saat mendirikan tonggak bangsa Indonesia. Para tokoh bangsa yang di dalamnya terdapat para ulama, merumuskan dasar negara yang telah sesuai dengan ajaran Islam.

"Tokoh-tokoh terdahulu kita mendirikan bangsa ini dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, dan tiap-tiap nilai yang ada di bangsa ini tidak ada yang bertentangan dengan agama Islam,” tutur Samsur.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023