Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa Jawa Barat (Jabar) sebagai salah satu provinsi yang memiliki angka stunting tinggi terus berupaya meningkatkan kualitas keluarga lewat Siaran Keliling (Sarling) Bangga Kencana milik BKKBN.

“Sarling merupakan program rutin yang diusung Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat, sebagai sarana berinteraksi dengan masyarakat secara langsung dalam rangka peningkatan kesehatan dan kesejahteraan,” kata Ketua TP PKK Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil dalam keterangan resmi BKKBN di Jakarta, Jumat.

Baca juga: BKKBN Jabar targetkan 100 persen pelayanan KB pascapersalinan

Atalia menuturkan Sarling mempunyai sejumlah program rutin, di antaranya berupa peninjauan pelayanan posyandu remaja, lansia dan balita, termasuk mengingatkan perihal bulan penimbangan dan imunisasi.

Bersama dengan BKKBN Perwakilan Jawa Barat, pihaknya mengadakan kegiatan pameran Program Bangga Kencana seperti Sosialisasi Kartu Kembang Anak, KIE 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Pelayanan KB serta demo masak menu sehat di Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Menurutnya, dari peninjauan yang telah dilakukan, baik posyandu balita maupun lansia di Jawa Barat, terpantau sudah tertib. Masyarakat mempunyai kesadaran untuk datang mendaftar dan melakukan konsultasi di banyak layanan kesehatan.

“Ini bisa dijadikan sebagai upaya kita bersama, apabila satu kota bisa keren sekali, karenanya saya bersyukur hari ini semua bekerja keras bersama,” kata Atalia.

Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan BKKBN Pusat, Wahidin mengatakan Program Sarling Bangga Kencana sudah diintergrasikan dengan kegiatan  Gerakan Turun ke Desa untuk Keluarga Jawa Barat (Grudug Jabar).

Selain sudah membentuk Duta Generasi Berencana (GenRe) sebagai tonggak utama edukasi pada remaja, BKKBN juga mengadakan pelatihan pada Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan melakukan pembinaan kepada kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) yang diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat soal stunting dan perkembangan anak.

Baca juga: BKKBN Jabar: Kepesertaan KB di masing-masing kecamatan belum merata

Baca juga: Angka kekerdilan di atas 30 persen, empat kabupaten Jabar status merah


Plt Kepala BKKBN Jawa Barat Dadi Roswandi menambahkan tidak hanya balita yang harus diperhatikan. Sejak usia remaja pun sudah harus menjaga kesehatannya, dan calon pengantin memeriksakan kesehatannya, termasuk mengubah gaya hidupnya bila sudah merencanakan kehamilan.

“Persiapan dari calon pengantin, khususnya remaja, bekerja sama dengan Kementerian Agama. Bulan Maret ini dipastikan semua calon pengantin mempunyai sertifikat Elsimil (Elektronik siap menikah dan siap hamil). Karena, kalau di hulunya tidak diurus akan ada peningkatan angka prevalensi stunting,” ujar Dadi.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023