Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyerukan agar G20 dapat menjadi katalis untuk membangkitkan kembali semangat kolaborasi global.

Dalam pertemuan para menteri luar negeri (FMM) G20 di New Delhi, India, Kamis, Menlu Retno menegaskan bahwa semangat kerja sama sangat dibutuhkan guna menjawab berbagai tantangan global saat ini.

“Tahun lalu para pemimpin G20 menunjukkan spirit serupa di Bali. Di tengah situasi yang sulit, mereka dapat mengesampingkan perbedaan dan menyepakati hasil konkret yang bermanfaat bagi seluruh dunia," kata Retno, seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Kemlu RI.

Mengalirnya bantuan kemanusiaan dari berbagai negara untuk Turki yang beberapa waktu lalu dilanda bencana gempa bumi, tutur Retno, menunjukkan bahwa semangat kolaborasi masih ada.

Menurut dia, semangat kolaborasi itu perlu terus dihidupkan untuk mempercepat pemulihan global dan mengakhiri perang di Ukraina.

Saat ini pertumbuhan ekonomi global berada di titik terendah dalam dua dekade. Sebanyak 349 juta orang di 79 negara mengalami krisis pangan.

Jika krisis pupuk tidak diatasi, krisis pangan akan semakin parah, terutama bagi negara berkembang.

“Jika perang di Ukraina terus berlanjut, situasi global akan makin memburuk. Oleh karena itu, perang harus dihentikan. Penyelesaian secara damai harus terus diupayakan," kata Retno.

Baca juga: Indonesia majukan perdamaian dan kolaborasi di tengah krisis

Dia mengatakan bahwa perang di Ukraina semakin menegaskan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional dan pembangunan arsitektur keamanan kawasan yang inklusif guna menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran.

Hal-hal itu lah yang selama lima dekade terakhir terus diupayakan oleh ASEAN.

“Keketuaan Indonesia di ASEAN akan bekerja keras untuk memperluas upaya ini ke kawasan Indo-Pasifik. Indonesia akan fokus mendorong implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific agar semua negara dapat berkembang bersama," ujar Menlu Retno.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa multilateralisme dibangun di atas pondasi kolaborasi yang inklusif, dan hanya dengan demikian, maka multilateralisme dapat membuahkan hasil dan mengatasi berbagai tantangan masa kini.

“Dengan pengaruh kolektif yang dimilikinya, G20 harus dapat menjadi katalis untuk membangkitkan kembali spirit kolaborasi. Kolaborasi inklusif akan membawa kita menuju dunia yang damai, stabil, dan sejahtera," kata Retno.

Pertemuan FMM G20 di New Delhi terdiri dari dua sesi, yaitu sesi 1 dengan topik “Memperkuat Multilateralisme, Keamanan Pangan dan Energi, dan Kerja Sama Pembangunan"; dan sesi 2 dengan topik “Perang Melawan Terorisme, Pemetaan Keterampilan Global, Bantuan Kemanusiaan dan Penanganan Bencana."

Baca juga: Indonesia bertekad jadikan ASEAN pusat pertumbuhan dan perdamaian

Baca juga: China yakin Indonesia dan ASEAN independen jaga perdamaian di kawasan

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023