Jakarta (ANTARA) - Sejumlah lini bisnis potensial akan menjadi fokus PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re untuk memacu kinerja bisnis sepanjang 2023.
 
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat mengatakan pihaknya akan mengeksplorasi lini bisnis baru pada tahun ini melalui kerja sama dengan ceding company dan stakeholder lainnya.
 
Menurutnya, sejumlah program pemerintah seperti pengembangan Ibu Kota Negara atau IKN dan kendaraan bermotor listrik bisa menjadi ceruk bisnis baru yang bisa dioptimalkan reasuransi.
 
“Misalnya asuransi mobil listrik, pembangunan Ibu Kota Negara, pengembangan reasuransi untuk aset BUMN, energi terbarukan, dan lain-lain,” jelasnya.
 
Delil menjelaskan lini bisnis properti masih menjanjikan pada 2023. Oleh karena itu, Indonesia Re akan melakukan penjajakan untuk penutupan asuransi properti, khususnya pada aset BUMN. Selain itu, jelas dia, pihaknya akan memacu lini bisnis dengan performa yang baik seperti liability D&O dan professional indemnity.
 
Sementara pada lini bisnis reasuransi jiwa, ungkap Delil, Indonesia Re akan memacu produk asuransi individu jiwa yang selalu memberikan hasil positif dalam portfolio perseroan. Porsi lini bisnis ini dalam portofolio Indonesia Re terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir yakni dari 26% pada 2019 menjadi 38% per September 2022.
 
“Indonesia Re aktif untuk meningkatkan porsi dari produk ini setiap tahunnya.”
 
Di sisi lain terkait kebijakan underwriting, Delil mengatakan Indonesia Re tidak mengembangkan sektor asuransi kredit pada 2023. Namun, jelasnya, perusahaan tidak menutup mata terhadap produksi premi dari lini bisnis yang menempati posisi ketiga setelah properti dan motor tersebut.
 
Dia menegaskan Indonesia Re akan sangat selektif dalam kebijakan underwriting pada lini bisnis kredit pada tahun ini.
 
“Perusahaan melakukan very selective underwriting pada lini asuransi kredit di tahun 2023, dengan menimbang beberapa faktor, terutama kondisi makro ekonomi dan kemungkinan resesi,” ujarnya.
 
Selain itu, Delil mengatakan manajemen perusahaan telah membentuk tim khusus untuk menangani klaim kredit dan memberikan masukan dalam penutupan pada lini bisnis tersebut. Tim Penyelesaian Klaim Kredit ini telah menyusun kerangka kerja (framework) underwriting untuk penutupan lini asuransi kredit.
 
“Bersama dengan Divisi Client Management & Treaty, tim tersebut membuat kebijakan dalam kerangka kerja dan telah diterapkan pada renewal treaty Januari 2023 untuk lini bisnis tersebut. Perusahaan menerapkan beberapa pembatasan dan perbaikan terms and conditions untuk bisnis yang diakseptasi,” kata Delil.
 
Adapun untuk produk asuransi jiwa kredit (AJK), Indonesia Re mengambil kebijakan berbeda pada 2023 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 
Delil menjelaskan lini bisnis ini selalu memberikan hasil negatif terhadap pencapaian hasil kinerja bisnis Indonesia Re. Sejak 2017, Indonesia Re sudah aktif melakukan usaha perbaikan portofolio dan pembatasan penutupan produk AJK. Hasilnya, porsi produk ini sudah jauh menurun yakni sebesar 15% pada 2019 menjadi 10% per September 2022.
 
“Namun di tahun 2023, Indonesia Re akan mulai untuk explore bisnis AJK kembali secara terbatas dengan tarif premi dan terms & condition yang lebih prudent,” pungkasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023