Kami segenap PB IDI berharap agar pengalaman di masa pandemi COVID-19 ini dapat senantiasa dijadikan pelajaran berharga untuk menghadapi tantangan kesehatan global
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta setiap pihak untuk menjadikan pengalaman penanganan pandemi COVID-19 sebagai pelajaran dalam mewaspadai dan menghadapi tantangan kesehatan global di masa depan.

“Kami segenap PB IDI berharap agar pengalaman di masa pandemi COVID-19 ini dapat senantiasa dijadikan pelajaran berharga untuk menghadapi tantangan kesehatan global,” kata Ketua Satgas COVID-19 PB IDI Erlina Burhan dalam Temu Media: Pembelajaran 3 Tahun Pandemi di Jakarta, Kamis.

Ia menyatakan bila merefleksikan diri menghadapi pandemi selama tiga tahun terakhir, Indonesia telah banyak kehilangan banyak nyawa tidak hanya dari keluarga masyarakat, melainkan ribuan dokter di seluruh bidangnya.

Indonesia bahkan pernah dihadapkan dengan keterbatasan tempat tidur untuk menangani pasien di rumah sakit. Titik krisis pun terjadi ketika varian Delta menyerang di pertengahan Juli tahun 2021 lalu.

Dari pengalaman tersebut, katanya, Indonesia mendapatkan pelajaran berharga bahwa baik protokol kesehatan maupun vaksinasi dapat mencegah infeksi COVID-19 lebih meluas. Kini, pengetahuan dan kesadaran masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air Indonesia, bisa dinilai sudah cukup komprehensif terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Meski sudah lebih meningkat daripada awal tahun 2020 hingga 2022 lalu, kesadaran akan menerapkan protokol kesehatan dan menjalankan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari harus terus digalakkan.

Berbekal pengalaman penerapan PHBS ketika COVID-19, Erlina menyatakan PHBS tidak hanya berguna untuk menanggulangi pandemi, tetapi juga untuk penyakit lain yang bisa memicu terjadinya sebuah wabah baru seperti flu burung ataupun Tuberculosis (TBC).

Selain kedua penyakit tersebut, PHBS juga terbukti dapat membantu masyarakat dalam menghadapi malaria, infeksi virus dengue (DBD), penyakit kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit metabolik, stroke hingga pengentasan stunting.

“Kita perlu mempersiapkan kesiagaan terhadap potensi ancaman pandemi berikutnya, yang mungkin terjadi pada generasi yang akan datang,” ujar Erlina.

Di sisi lain, adanya kolaborasi dan sinergi dari pemerintah sampai masyarakat yang bersedia saling membantu, mampu membuat Indonesia berhasil mengendalikan pandemi ke arah yang lebih baik. Pandemi COVID-19 mengajarkan bahwa penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan beserta pengembangan teknologi.

Dengan mengembangkan PeduliLindungi yang kini menjadi Satu Sehat, pelacakan kontak erat bisa dengan cepat dilakukan di ruang publik secara terbuka.

Pemerintah pun juga lebih peduli terhadap kesehatan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari pengadaan dan pengembangan vaksin, sekaligus membuat kebijakan berupa pembatasan sosial yang optimal dalam penekanan kasus, namun tetap memberi ruang dalam produktivitas masyarakat.

Dengan demikian, saat ini Indonesia bisa memasuki masa new normal. ia berharap, baik pemerintah dan seluruh elemen masyarakat bisa selalu menjaga kolaborasi untuk bersiap dan waspada dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi di masa yang akan datang.

“Kita telah melalui masa sulit pandemi COVID-19 secara bahu-membahu, kita juga bisa menghadapi dan mengendalikan tantangan kesehatan global yang nyata terjadi dan mungkin terjadi berikutnya. Kita bisa!,” demikian Erlina Burhan.

Baca juga: Presiden ingin dunia medis mengembangkan aplikasi modern

Baca juga: IDI meminta warga tetap disiplin meski COVID-19 sedang mewabah

Baca juga: Kolaborasi TNI dan IDI untuk mendukung percepatan vaksinasi COVID-19

Baca juga: IDI: RUU Pendidikan Dokter untuk meningkatkan SDM berdaya saing global


 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023