Seluruh warga bisa terlibat dan terikat dalam satu mimpi yang sama untuk masa depan air perpipaan di Jakarta
Jakarta (ANTARA) - Perumda PAM Jaya sedang berupaya menambah kapasitas produksi hingga 10.900 liter per detik serta perluasan jaringan pipa sampai 4.500 kilometer untuk mencapai target 100 persen cakupan pelayanan air perpipaan di DKI Jakarta pada 2030.

"Dua hal tersebut akan menambah jumlah pelanggan sebanyak 1,1 juta," kata Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin
kepada pers di Jakarta, Jumat.

Tahun ini, kata Arief, PAM Jaya memulai pekerjaan konstruksi pembangunan SPAM Jatiluhur I dan Karian-Serpong, pembangunan IPA Buaran 3, SPAM Pesanggrahan dan Ciliwung serta pencarian sumber air curah.

Selain itu, PAM Jaya melakukan pembangunan dan penempatan penampungan air (reservoir) bagi wilayah yang kesulitan akses air.

Baca juga: PAM dorong warga lakukan manajemen air untuk pemerataan suplai

Tahun ini juga PAM Jaya melakukan sosialisasi konstruksi pembangunan SPAM di DKI Jakarta. Namun dia meminta dukungan warga agar memahami dampak yang terjadi seperti kemacetan lalu lintas akibat pembangunan konstruksi untuk meningkatkan akses air perpipaan bagi warga Jakarta.

Komitmen PAM Jaya selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mewujudkan kedaulatan air bagi warga Jakarta akan lebih mudah dengan model partisipatif. "Seluruh warga bisa terlibat dan terikat dalam satu mimpi yang sama untuk masa depan air perpipaan di Jakarta," kata Arief.

Mengenai kebocoran pipa, pihaknya tetap berkomitmen memperbaiki pipa untuk menekan kebocoran air atau "non revenue water" (NRW).
Perbaikan dilakukan secara parsial dengan sistem per area.

Sampai akhir tahun 2022, tercatat ada 46,67 persen kebocoran dari seluruh jaringan yang ada, yakni sekitar 11 ribu kilometer, dengan nilai kerugian ditaksir sekitar Rp2 triliun. Namun di akhir Februari 2023, turun di kisaran angka 44 persen lebih.

"Karenanya kami akan melakukan pemetaan untuk mengetahui kebocoran pipa terjadi di mana saja," katanya.

Baca juga: PAM Jaya kelola penuh layanan air setelah 25 tahun dijalankan mitra

PAM Jaya juga sudah memiliki teknologi canggih untuk mendeteksi kondisi pipa distribusi PAM bocor atau tidak yang bisa diketahui dengan mendengar dari telinga.

Ketika ditanyakan alasan memperbaiki pipa yang bocor secara parsial, Arief menyebutkan, pihaknya tengah fokus melakukan pemasangan baru ke pelanggan ketimbang merevitalisasi pipa distribusi, mengingat usianya yang telah berusia tua.

Kondisi sejumlah pipa utama distribusi air PAM yang tertanam di Jakarta masih ada dari peninggalan zaman Belanda atau sekitar di atas 50 tahun. "Kami masih mengkaji program revitalisasi pipa distribusi secara keseluruhan," ujarnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023