Sejauh ini mekanisme penanggulangan dalam keadaan darurat berhasil dilakukan sampai listrik PLN dapat menyala kembali
Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - PT XL Axiata tbk (XL Asiata) menyiagakan sebanyak 140 tim teknisi lapangan untuk mengatasi potensi gangguan jaringan internet dan telekomunikasi saat terjadi bencana alam siklus lima tahunan.

Direktur dan Chief Teknologi Officer XL Axiata I Gede Darmayusa, kepada wartawan di Palembang, Senin, mengatakan ratusan tim teknisi jaringan internet dan telekomunikasi terlatih itu disiagakan di setiap daerah rawan bencana alam, termasuk Provinsi Sumatera Selatan.

Tim teknisi lapangan bekerja secara berpindah-pindah untuk mengamankan setiap BTS (Base Transceiver Station) termasuk dalam kondisi kedaruratan bencana dengan keandalan dan peralatan yang mumpuni, kata dia.

Menurutnya, upaya pengamanan jaringan telekomunikasi dan internet tersebut dilakukan dengan memastikan kelengkapan baterai cadangan dan solar genset di setiap jalur BTS.

Di mana, perusahaan memiliki sebanyak 2.000 unit BTS site baru di Pulau Sumatera tahun ini, sebanyak 250 unit BTS site dengan kekuatan 48 Mbts 4G LTE di antaranya dibangun ada di Palembang yang rawan banjir.

Baca juga: Pencurian aset telekomunikasi dapat rugikan masyarakat

Oleh sebab itu, ia menyatakan penyiagaan tim teknisi adalah penting karena sebagian besar sumber tenaga BTS site tersebut bertumpu dengan daya listrik dari PLN yang mana dalam kondisi bencana biasanya listrik terpaksa dipadamkan.

“Nah ketika bencana misalnya banjir atau tanah longsor listrik PLN bakal padam, lalu sumber tenaga BTS dipasok dari baterai atau generator solar,” kata dia didampingi Head Strategic Operation & Automation XL Asiata Jhon Paber Ompusunggu.

Gede menyebutkan, dalam kondisi demikian maka tim teknisi mesti memastikan baterai atau generator solar itu berfungsi secara maksimal. Tenaga cadangan itu bila dalam keadaan baik mampu menghidupkan BTS site minimal selama empat jam.

Kemudian, dari kantor pusat XL Axiata juga dilakukan pemantauan kondisi jaringan di seluruh wilayah operasi melalui fasilitas monitoring Customer Experience and Service Operation Center (CESOC).

“Sejauh ini mekanisme penanggulangan dalam keadaan darurat berhasil dilakukan sampai listrik PLN dapat menyala kembali. Contoh bencana besar yang menimpa Kota Palu dan Lombok beberapa tahun lalu. Mudah-mudahan di Sumatera Selatan berhasil demikian, jaringan kami tetap terkoneksi,” kata dia.

Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengumumkan hasil analisa BMKG daerah setempat berpotensi mengalami bencana selama siklus lima tahunan, antara lain seperti banjir, puting beliung, tanah longsor hingga kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun 2023.

Sekretaris Daerah Sumatera Selatan SA Supriono mengatakan, peningkatan bencana alam itu dipengaruhi faktor anomali cuaca menghadapi peralihan dari musim hujan ke kemarau yang berlangsung pada pertengahan tahun.

Kemudian, ketika masuk musim kemarau, juga berpotensi menimbulkan kekeringan penuh, sehingga memicu peristiwa kebakaran hutan dan lahan merata sampai akhir tahun.

Berdasarkan pertimbangan letak geografis kerawanan bencana itu berpotensi besar terjadi di delapan kabupaten dan kota.

Untuk kebakaran hutan dan lahan di kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin. Sedangkan bencana banjir berpotensi terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara, Musi Rawas, Lubuk Linggau, Lahat, Pagar Alam, dan Kota Palembang, demikian kata Supriono.

Baca juga: Trafik XL Axiata diprediksi naik 30 persen di Lebaran 2023

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023