London (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin mencurigai Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peledakan pipa gas Nord Stream tahun lalu.

Pipa Nord Stream 1 dan 2 yang menghubungkan Rusia dan Jerman di bawah Laut Baltik dilanda serangkaian ledakan misterius pada September lalu. Moskow menyebut tindakan itu sebagai "terorisme internasional".

Denmark, Jerman, dan Swedia telah melakukan penyelidikan atas ledakan itu, tetapi Moskow mengatakan belum mendapat informasi tentang hasil penyelidikan tersebut.

"Kami bertanya kepada pihak berwenang Denmark...tentang permintaan untuk bekerja sama atau untuk membentuk kelompok ahli internasional, spesialis," kata Putin dalam wawancara dengan saluran TV negara Rossiya-1.

"Jawabannya, seperti yang saya katakan, tidak jelas. Sederhananya, tidak ada jawaban. Mereka bilang kami harus menunggu."

Negara-negara Barat, termasuk Jerman mengatakan bahwa serangan itu dilakukan dengan sengaja. Namun, tak ada yang berani menyebut siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Saat dimintai komentar tentang sebuah laporan yang menyatakan kelompok pro-Ukraina merupakan pihak yang telah menyerang pipa Nord Stream, Putin mengatakan laporan itu adalah "omong kosong".

“Yang harus selalu dilihat adalah mereka yang memiliki kepentingan. Dan siapa yang mempunyai kepentingan? Secara teoritis, tentu saja, Amerika Serikat,” kata dia.

Amerika Serikat bersikeras menyangkal keterlibatan mereka dalam ledakan Nord Stream.

"Ledakan semacam ini, dengan kekuatan ini, pada kedalaman yang hanya dapat dilakukan oleh spesialis, dan didukung oleh kekuatan penuh negara, yang memiliki teknologi tertentu," kata Putin.

Sumber: Reuters
Baca juga: Soal ledakan pipa gas Nord Stream, Putin sebut Jerman masih "dijajah"
Baca juga: Rusia desak penyelidikan atas insiden kebocoran pipa gas Nord Stream
Baca juga: Rusia tuduh Barat berada di balik sabotase pipa gas Nord Stream

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023