Yerusalem (ANTARA) - PM Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan alternatif perombakan sistem peradilan yang diajukan presiden Isaac Herzog pada Rabu (15/3) sebagai upaya meredakan gelombang protes terhadap usulan perombakan yang disokong koalisi sayap-kanan pemerintahan Netanyahu.

"Bagian penting dari usulan yang disampaikan (presiden) melanggengkan kondisi yang ada dan tidak akan menghasilkan keseimbangan bagi pemerintah Israel. Inilah kenyataan pahitnya," tulis Netanyahu di Twitter.

Usaha pemerintahan Netanyahu untuk merombak sistem peradilan telah menimbulkan protes yang luas di kalangan masyarakat Israel. Terlebih, beberapa negara Barat sekutu Israel juga telah menyatakan keprihatinan atas usulan perombakan itu.

Jika usulan awal disahkan oleh parlemen, pemerintah Israel akan memiliki pengaruh besar dalam penunjukan hakim dan akan dapat membatasi hak Mahkamah Agung membatalkan undang-undang.

Perubahan cara penunjukan hakim menjadi salah satu titik yang paling dipertentangkan dalam usulan tersebut.

Herzog mengusulkan penunjukan dilakukan melalui sebuah komite yang terdiri dari tiga menteri kabinet, ketua pengadilan tinggi, dua hakim dan dua pegawai negeri yang akan disepakati oleh Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman.

Dia pada Rabu memberi peringatan bahwa Israel sedang berada di titik balik dan menyatakan dirinya tengah melibatkan diri dalam upaya mediasi, termasuk dengan membahas masalah tersebut dengan "ribuan orang".

Segala upaya akan diambil untuk mencegah perang saudara terjadi, katanya.

Dia menambahkan bahwa meskipun Israel tengah dirundung masalah, Israel juga menghadapi kesempatan besar.

"Sebagian besar rakyat Israel menghendaki rencana yang akan mewujudkan keadilan dan perdamaian," katanya.

Sementara itu, sekretaris pemerintah Yossi Fuchs mengatakan di Twitter bahwa pemerintah koalisi tidak menyetujui usulan Herzog.

"Usulan presiden hanya berasal dari pihak presiden dan belum disetujui oleh satu pun anggota koalisi," kata Fuchs.

Merespons gelombang protes, Netanyahu mengatakan akan mempersingkat kunjungan kerjanya ke Berlin dan pulang pada Kamis, lebih awal dari rencana pada Jumat.

Media-media lokal juga mengabarkan Netanyahu sempat menunda penerbangannya ke Berlin demi melanjutkan perbincangan terkait usulan perombakan sistem peradilan dengan anggota koalisi pemerintahannya.

Di hari yang sama, ratusan pengunjuk rasa melancarkan aksi protes di bandara untuk mencegah Netanyahu terbang ke Berlin.

Sumber: Reuters

Baca juga: Israel minta EU tidak campuri urusan internalnya
Baca juga: Presiden Israel akui situasi negara sedang gawat

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023