Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia jatuh ke titik terlemahnya terhadap dolar AS dalam hampir 11 bulan terakhir di awal perdagangan Kamis, terseret oleh penurunan tajam harga minyak di tengah sentimen pasar yang rapuh karena kekhawatiran krisis yang semakin dalam bagi bank-bank di seluruh dunia.

Runtuhnya Silicon Valley Bank di Amerika Serikat minggu lalu meluas ke pasar Eropa, dengan Credit Suisse di tengah kekalahan yang dihentikan oleh bantuan 54 miliar dolar AS dari bank sentral Swiss.

Pada pukul 07.53 GMT, rubel melemah 0,3 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 76,18, terlemah sejak akhir Februari, dan mendekati titik terendah dalam hampir 11 bulan.

Rubel juga telah kehilangan 0,8 persen untuk diperdagangkan pada 80,89 versus euro, serta telah turun 0,2 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 11,02, tanda terlemah sejak akhir April 2022.

Mata uang Rusia bisa melemah menuju 77 terhadap dolar karena harga minyak tetap di bawah tekanan, kata analis Promsvyazbank dalam sebuah catatan.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 74,0 dolar AS per barel, pulih dari posisi terendah sesi sebelumnya selama satu tahun.

Indeks saham Rusia lebih tinggi. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 937,7 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel menguat 0,2 persen, menjadi diperdagangkan pada 2.266,9 poin.

Bursa saham Nasdaq telah menginformasikan raksasa Internet Rusia Yandex dan perusahaan e-commerce Ozon bahwa saham mereka akan dihapus dari pencatatannya di bursa, kata perusahaan tersebut pada Rabu (15/3/2023), lebih dari setahun setelah perdagangan sekuritas mereka ditangguhkan.

Penangguhan itu dapat berdampak negatif jangka pendek pada sekuritas mereka yang tercatat di Moskow, kata analis Veles Capital.


Baca juga: Rubel relatif stabil karena harga minyak menjauh dari terendah 3-bulan
Baca juga: Rubel Rusia naik tajam karena intervensi perbankan AS rugikan dolar
Baca juga: Rubel dan saham Rusia bergerak melemah karena harga minyak tergelincir

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023