Ini merupakan bentuk keprihatinan pada bumi yang dipaksa untuk bekerja dan dikotori. Oleh karena itu melalui kegiatan kami ajak satu jam untuk switch off. Lampu dimatikan di malam hari
Solo (ANTARA) -
Yayasan WWF Indonesia akan memusatkan kegiatan Earth Hour 2023 di Kota Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 25 Maret 2023.
 
Climate and Market Transformation WWF Indonesia Irvan Bachtiar di sela temu wicara terkait Earth Hour 2023 di Loji Gandrung Solo, Kamis, mengatakan awalnya gerakan tersebut dimulai pada tahun 2007 di Sidney, Australia.
 
"Ini merupakan bentuk keprihatinan pada bumi yang dipaksa untuk bekerja dan dikotori. Oleh karena itu melalui kegiatan kami ajak satu jam untuk switch off. Lampu dimatikan di malam hari," katanya.
 
Ia mengatakan langkah mematikan lampu dipilih karena salah satu emisi karbon terbesar di dunia adalah penggunaan energi, termasuk listrik.
 
"Dengan pengurangan lampu selama satu jam ini ada pengurangan karbon secara signifikan," katanya.

Baca juga: Pemadaman lampu satu jam kurang efektif atasi jejak karbon
 
Sementara itu, dikatakannya, kampanye Earth Hour di Indonesia dimulai pada tahun 2009. Ia mengatakan kampanye yang awalnya hanya mematikan lampu seiring dengan waktu berkembang menjadi lebih banyak kegiatan.
 
"Ada banyak aktivitas lain yang dilakukan oleh para pegiat. Pada tahun 2019 WWF Indonesia melakukan kegiatan menanam 20.000 pohon mangrove di beberapa kawasan mangrove Indonesia," katanya.
 
Sedangkan pada tahun ini WWF Indonesia bersama dengan 21 pemerintah daerah (pemda) berkomitmen melakukan switch off energi listrik selama satu jam.
 
"Kami melihat Pemkot Surakarta antusias dengan gerakan ini. Oleh karena itu kami kerja sama dan memusatkan acara di Solo," kata Irvan.
 
Mengenai kegiatan di Solo, nantinya lampu dimatikan pada pukul 20.30 WIB sampai 21.30 WIB. Untuk ruang publik, beberapa lokasi yang dipilih untuk dimatikan lampunya di antaranya sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan sebagian Jalan Slamet Riyadi.

Baca juga: "Earth Hour" tidak sekedar padamkan lampu
Baca juga: Masyarakat nilai durasi pemadaman lampu "earth hour" terlalu singkat

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023