Beijing (ANTARA) - Kementerian Pertahanan China menyatakan upaya Jepang memainkan isu "ancaman asing" dan meningkatkan anggaran pertahanannya secara besar-besaran adalah kecenderungan untuk kembali pada militerisasi yang "amat berbahaya".

Juru bicara Kemenhan China Tan Kefei pada Kamis menyerukan Jepang untuk berhenti melakukan hal-hal yang mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan.

"Kami mendesak pihak Jepang untuk belajar dari sejarah secara sungguh-sungguh dan berhati-hati dalam ucapan dan tindakannya terkait keamanan militer," kata Tan dalam jumpa pers.

Konstitusi Jepang yang berlaku sejak 1947 setelah Perang Dunia II secara eksplisit membatasi hak negara tersebut untuk terlibat dalam peperangan.

Tahun lalu, Jepang merilis rencana penguatan militer selama lima tahun senilai 315 miliar dolar AS (Rp4,9 kuadriliun) sebagai upaya mencegah Beijing menggunakan kekuatannya di Laut China Selatan di tengah kekhawatiran bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat memotivasi China untuk menyerang Taiwan.

Jepang juga mengatakan bulan lalu bahwa bahwa balon mata-mata milik China telah memasuki wilayahnya setidaknya tiga kali sejak 2019.

Negara-negara tetangga China, termasuk Jepang, dan Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatiran mereka atas niat strategis Beijing dan pengembangan militernya, terutama karena ketegangan yang terus meningkat terkait masalah Taiwan.

China mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah menegaskan tidak akan mengesampingkan opsi operasi militer untuk merebut Taiwan.

Sementara itu, China juga merencanakan peningkatan belanja pertahanan sebesar 7,2 persen tahun ini, melampaui peningkatan tahun lalu dan lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah.

China mengatakan bahwa persentase pengeluaran militer untuk pertahanannya masih rendah dibandingkan keluaran ekonominya dan menuduh pengkritiknya berusaha menggambarkan China sebagai ancaman bagi perdamaian dunia.

"Perlu digarisbawahi bahwa pengeluaran militer China yang terbatas seluruhnya adalah untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan negara, serta untuk menjaga kedamaian dan stabilitas dunia dan kawasan," tegas Tan.

Sumber: Reuters

Baca juga: China balas klaim teritorial Jepang atas perairan sengketa di LCS
Baca juga: Jepang dan China gelar dialog keamanan pertama dalam 4 tahun

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023