Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Zieghab, meminta kepada semua pihak, agar tidak membesar-besarkan peristiwa Puwakarta, Jawa Barat, yang mempertentangkan antara FPI dengan mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur). "Jangan dipermasalahkan. Kita jangan sampai terjebak pada tindakan kekanak-kanakan, karena itu sangat berbahaya dan bisa merugikan semua pihak," katanya di Jakarta, Jumat. Habib mengatakan, konflik di antara FPI Purwakarta dan Gus Dur yang mengemuka pada acara diskusi lintas agama yang dilakukan di Kabupaten Purwakarta pada Selasa (23/5), yang merupakan konflik lokal. Menurut dia, perseteruan yang terjadi akibat perbedaan pandangan soal Rancangan Undang-Undang Anti-Pornografi dan Pornoaksi (APP) di antara anggota FPI Purwakarta dengan Gus Dur itu bukan konflik FPI dengan Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga mengatakan, pihaknya sudah menghubungi Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi untuk menegaskan masalah tersebut. "Saya sudah mengontak KH Hasyim Muzadi yang sekarang sedang di Gontor dan pada intinya beliau menyatakan bahwa NU tidak terkait dengan kasus tersebut," katanya. FPI dan NU pun, kata dia, sudah sepekat untuk melakukan pertemuan untuk membahas masalah tersebut. Selain itu ia meminta Gus Dur dan para pendukungnya agar menyikapi masalah itu seraca arif dan bijaksana serta menyudahi konflik tersebut. Habib juga meminta Gus Dur tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat menyinggung perasaan orang atau kelompok yang lain. "Kalau pun Gus Dur memang keberatan dengan perbuatan yang dilakukan anggota FPI dia bisa menempuh jalur hukum, jangan sampai adu otot," katanya. Ia menjelaskan pula bahwa kedatangan massa pendukung FPI ke kantor Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat FPI di Jalan KS Tubun Jakarta Barat, Jumat, hanya untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi bila massa pendukung Gus Dur jadi datang ke tempat itu seperti yang diinformasikan sebelumnya. "Kita hanya berjaga-jaga. Tapi kalau kami didzolimi kami akan melawan," ujarnya. Hingga Jumat sore sekitar 1000 anggota FPI dan Forum Betawi Rempug (FBR) dan Forkabi berdatangan ke sekretariat DPD FPI di Petamburan untuk mengantisipasi adanya isu tentang kedatangan 2.000 pendukung Gus Dur ke lokasi tersebut. Akibat kerumunan massa tersebut lalu lintas kendaraan di ruas jalan KS Tubun macet sehingga aparat kepolisian kemudian menutup ruas jalan itu untuk sementara dan mengalihkannya ke ruas jalan yang lain. Kejadian itu juga menyebabkan warga di sekitar kawasan merasa cemas. Pemilik warung Tegal di sekitar lokasi terlihat memilih menutup warung mereka demi keamanan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006