Bandarlampung (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengimbau masyarakat yang memiliki manuskrip kuno dapat bekerja sama melakukan digitalisasi guna menjaga kelestarian teks kuno di daerah.

"Indonesia ini merupakan negara dengan sejarah tertua untuk kepemilikan manuskrip, sebab kita tahu bahwa artefak tertua ada di Sangiran, dan ini harus terus dilestarikan," ujar Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan dalam mendukung upaya pelestarian manuskrip kuno, pemerintah telah mengaturnya dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 dan Undang-undang nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya dan Karya Rekam.

"Undang-undang itu mewajibkan kami mendaftarkan semua manuskrip yang ada di masyarakat sehingga diimbau bagi masyarakat yang memiliki manuskrip kuno, agar bisa bekerjasama untuk mendigitalisasi," katanya.

Dia melanjutkan selain meminta masyarakat pemilik manuskrip kuno untuk bekerjasama, melakukan digitalisasi. Ia juga mengimbau masyarakat yang ingin menjual teks kuno bisa ditujukan ke Perpustakaan Nasional.

"Jadi kami imbau seluruh masyarakat Indonesia yang punya manuskrip kuno kalau mau dijual, jualah ke Perpusnas kalau hanya mau didigitalkan karena menyimpannya menjadi semacam pusaka kami tetap akan membantu," ucapnya.

Ia menjelaskan dengan melakukan digitalisasi dan menerima manuskrip dari masyarakat. Diharapkan teks-teks kuno tersebut dapat dijaga, serta menjadi bahan pembelajaran mengenai kehidupan masyarakat di masa lalu oleh generasi penerus.

"Manuskrip ini ketika sudah digitalisasi, maka akan bisa bertahan lama untuk dipelajari. Jadi kalau mau dikolaborasikan dalam melakukan digitalisasi akan dibantu," ujar dia lagi.

Menurut dia selain melestarikan manuskrip kuno, di Lampung juga harus membuat suatu gerakan menulis tentang beragam potensi, serta sejarah Lampung agar generasi muda memahami daerahnya.

"Sepertinya pemerintah daerah harus membuat suatu gerakan menulis tentang Lampung. Bisa tentang potensi ekonomi, pariwisata, sejarah dan asal usul Lampung. Kalau tidak kita yang menulis tentang daerah siapa lagi yang akan menulis serta mengingatnya," tambahnya.

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023