Singapura (ANTARA) - Minyak turun di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, memangkas kenaikan dua hari berturut-turut setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik secara tak terduga pekan lalu sebagai tanda permintaan bahan bakar mungkin melemah.

Minyak mentah berjangka Brent, yang telah naik lebih dari 3,0 persen minggu ini, turun 48 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 74,84 dolar AS per barel pada pukul 02.03 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 47 se, atau 0,7 persen, menjadi 69,20 dolar AS per barel.

Data dari American Petroleum Institute (API) pada Selasa (21/3/2023) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 Maret, kata sumber. Ini menentang ekspektasi untuk penarikan sekitar 1,6 juta barel dari delapan analis yang disurvei oleh Reuters.

Para pedagang dan analis akan menunggu data dari Badan Informasi Energi AS pada Rabu untuk melihat apakah itu mengonfirmasi tanda-tanda permintaan minyak mentah yang lebih lemah.

Pada saat yang sama, pasar sedang menunggu hasil pertemuan Federal Reserve AS pada Rabu, yang secara luas dilihat sebagai keputusan kebijakan Fed yang paling menantang akhir-akhir ini.

Setelah pertemuan tersebut, Ketua Jerome Powell diharapkan mengungkap proyeksi ekonomi baru dan jalur bank sentral untuk kenaikan suku bunga.

Sementara pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu, beberapa pengamat bank sentral terkemuka mengatakan bank dapat menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut atau menunda rilis proyeksi ekonomi baru karena gejolak di sektor perbankan global.

Jeda kenaikan suku bunga akan membantu memicu aktivitas ekonomi dan pada gilirannya meningkatkan permintaan bahan bakar.

Harga minyak membukukan penurunan terbesar dalam beberapa bulan pekan lalu, setelah kegagalan bank AS yang terkenal mulai 10 Maret dan krisis di Credit Suisse Eropa memuncak dalam penyelamatan darurat selama akhir pekan.

Pejabat OPEC+, manajer dana lindung nilai, dan pelaku pasar minyak menyebut penurunan harga minyak baru-baru ini bersifat spekulatif dan bersikeras bahwa peningkatan permintaan akan mendorong harga ke level yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023