Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak masyarakat, khususnya umat Muslim, menjadikan Bulan Ramadhan 1444 Hijriah sebagai momentum membangun kehidupan masyarakat yang penuh toleransi di tengah perbedaan.

"Puasa momentum untuk hidup penuh toleran. Perbedaan penentuan tanggal untuk hari-hari besar umat Islam, misalnya, tidak perlu menjadi bahan olok-olokan," kata dia melalui keterangan tertulis diterima di Yogyakarta, Rabu.

Puasa, ujar dia, seharusnya menjadikan diri umat Islam menjadi insan yang tasamuh, toleran, membawa pada ukhuwah sehingga bisa hidup saling menghormati.

"Maka, para ilmuwan, ulama, mubaligh, dan semuanya, ketika menemui perbedaan, kita harusnya semakin dewasa dan tasamuh," kata dia.

Baca juga: Warga Negeri Wakal Maluku besok sudah mulai Berpuasa satu Ramadhan

Orang yang berpuasa, menurut Haedar, akan mampu mengendalikan diri, terutama dari emosi, amarah, dan kebencian, sehingga segala bentuk pertengkaran dan permusuhan akan dijauhi.

Sekalipun terdapat perbedaan paham yang begitu hebat, kata dia, orang yang berpuasa akan senantiasa cinta damai dan mampu menjaga persaudaraan.

"Di dalam diri orang yang berpuasa, tidak ada tempat yang tersisa bagi para pemuja amarah dan pemantik konflik," ucap dia.

Ia mengatakan puasa harus melahirkan gerakan sosial kebangsaan sebagai kekuatan perekat bangsa dan pembawa perdamaian yang mencegah konflik.

Ia juga mengajak umat Muslim menjadikan Ramadhan sebagai momentum semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga terhindar dari berbagai tindakan menyimpang, termasuk korupsi.

"Orang yang dekat dengan Allah, ia tidak akan menyimpang, tidak akan korupsi, ia tidak akan menyeleweng dan melakukan hal-hal buruk lainnya," kata dia.

Baca juga: Jamaah An-Nadzir Gowa tetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah besok
Baca juga: Batasi makanan tinggi lemak saat berbuka puasa
Baca juga: Menag berpesan jadikan Ramadhan sebagai momentum perkuat solidaritas

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023