Taipei (ANTARA) - Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Po Hung-huei menyatakan pihaknya telah mempersiapkan rencana cadangan sebagai antisipasi atas apapun aksi yang akan dilakukan China ketika pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen melawat Amerika Serikat dan Amerika Tengah pekan depan.

China, yang mengakui Taiwan sebagai propinsi yang memisahkan diri, sebelumnya telah melancarkan latihan perang skala besar di sekitar pulau Taiwan Agustus lalu sebagai respon atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi ke Taipei.

Pada lawatan pekan depan tersebut, Tsai akan mengunjungi Guatemala dan Belize, namun dalam perjalanannya akan singgah di New York dan Los Angeles.

Saat singgah di California, Tsai diperkirakan akan bertemu Ketua DPR AS Kevin McCarthy, walaupun kantor kepresidenan Taiwan pada Selasa (21/3) menolak mengkonfirmasi apakah pertemuan tersebut akan berlangsung atau tidak.

Apabila berlangsung, pertemuan Tsai dan McCarthy tersebut akan menjadi bagian yang paling sensitif dalam agenda lawatan pemimpin Taiwan itu.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan China akan melangsungkan latihan perang lagi ketika Tsai ada di luar negeri, Po menyatakan bahwa angkatan bersenjata Taiwan akan siap terhadap kemungkinan apapun.

"Mengenai apa yang telah dilakukan Komunis China di masa lalu, kementerian pertahanan negara amat memahami hal tersebut dan akan mempertimbangkan kemungkinan terburuknya," kata Po, seraya merujuk kepada Partai Komunis China yang memerintah negara itu.

Walaupun menegaskan pihaknya telah mempersiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi apapun tindakan China di tengah lawatan Tsai, Po menolak merinci rencana itu.

Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan bahwa China tidak punya alasan untuk bereaksi keras terhadap agenda lawatan Tsai. Mereka menyatakan transit pemimpin Taiwan ke negaranya adalah lumrah dan telah berlangsung bertahun-tahun.

China, yang mengecam rencana singgah Tsai ke AS dalam lawatannya itu, terus melanjutkan aktivitas militer di sekitar Pulau Taiwan sejak Agustus lalu, walaupun dengan skala yang lebih kecil.

Otoritas Taiwan menolak klaim China atas daerahnya dan menyatakan bahwa hanya 23 juta warga Taiwan yang berhak menentukan masa depannya sendiri.


Sumber: Reuters
Baca juga: Taiwan rencanakan transit Tsai Ing-wen di tengah isu lawatan ke AS
Baca juga: Honduras sebut AS hargai keputusannya alihkan hubungan ke China
Baca juga: Mikronesia berencana alihkan hubungan dari China ke Taiwan

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023