Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia sedikit melemah pada awal perdagangan Jumat, setelah kinerja yang kuat di sesi sebelumnya, bertahan tidak jauh dari level tertinggi satu minggu terhadap dolar dan didukung oleh janji pembayaran pajak akhir bulan yang akan datang.

Pada pukul 07.11 GMT, rubel melemah 0,2 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan di 76,21. Pada Kamis (23/3/2023), rubel menyentuh level tertinggi lebih dari satu minggu di 75,7125.

Mata uang Rusia menguat 0,1 persen untuk diperdagangkan pada 82,57 versus euro, menjauh lebih jauh dari level terendah lebih dari 11 bulan yang disentuhnya di sesi sebelumnya. Rubel turun 0,1 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 11,12.

"Puncak pembayaran pajak yang semakin dekat, yang datang pada awal minggu depan dan mengarah pada peningkatan pasokan mata uang asing oleh eksportir, memberikan dukungan utama pada mata uang nasional," kata kepala analis Banki.ru Bogdan Zvarich.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 76,2 dolar AS per barel, menjauh dari level terendah lebih dari satu tahun minggu ini.

Harga minyak yang lebih rendah merugikan rubel karena menciptakan risiko aliran masuk mata uang asing yang lebih rendah dari ekspor Rusia. Penghindaran risiko umum juga berperan, dengan ketidakpastian geopolitik dan sanksi Barat terhadap ekspor energi Rusia membatasi ruang rubel untuk menguat.

Indeks saham Rusia lebih rendah. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan pada 986,90 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah pada 2.387,10 poin.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023