Jakarta (ANTARA) - CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda mengatakan kegiatan Earth Hour mengingatkan kepada semua pihak termasuk generasi muda mengenai pentingnya berperan aktif dalam  pelestarian alam.

"Diperlukan jutaan orang termasuk anak muda untuk dapat berpartisipasi aktif dalam melestarikan alam Indonesia," kata Aditya Bayunanda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Dia menambahkan kegiatan Earth Hour menyerukan kepada individu, komunitas, dan sektor bisnis di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan alat elektronik lainnya yang tidak digunakan.

Dia menambahkan bahwa pada tahun 2023 ini Yayasan WWF Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta memusatkan acara Earth Hour di Kota Solo dengan tema Solo Resik, Kelola Sampah Plastik.

Baca juga: WWF Indonesia pusatkan Earth Hour 2023 di Solo pada 25 Maret

Baca juga: "Earth Hour" tidak sekedar padamkan lampu


"Earth Hour tahun ini dipusatkan di Kota Solo sebagai kota terpadat di Jawa Tengah dan sudah pasti implikasinya adalah banyaknya sampah plastik, melalui momen ini kami juga mengajak masyarakat setempat untuk bijak menggunakan plastik dan mengelola plastik yang sudah terpakai," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta Kristiana Hariyanti mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan Earth Hour di wilayahnya.

"Terima kasih kepada WWF Indonesia yang telah memusatkan kegiatan Earth Hour di Kota Solo tahun ini, harapannya dengan adanya kegiatan mematikan lampu dan alat elektronik lain yang tidak terpakai dapat menghemat energi dan menjadikan bumi menjadi lebih lestari," katanya.

Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang digawangi oleh WWF pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahun. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemadaman lampu selama satu jam sebagai usaha meningkatkan kesadaran akan perlunya langkah serius menghadapi perubahan iklim.

Identitas utama Earth Hour 2023 adalah serangkaian konten digital yang menarik, dan logo flip clock baru yang terfokus pada jam sebagai pengingat bahwa waktu terus berjalan.*

Baca juga: Dinas LH DKI sebut "Earth Hour" bisa hemat energi setara Rp171 juta

Baca juga: Pemadaman lampu satu jam kurang efektif atasi jejak karbon


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023