London (ANTARA) - Presiden Vladimir Putin pada Sabtu (25/3) menyatakan Rusia akan menempatkan persenjataan nuklir taktis di Belarus, sembari memberi peringatan kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara  (NATO) yang selama ini memberikan dukungan militer untuk Ukraina.

"Tidak ada yang janggal dari hal ini: pertama, Amerika Serikat telah melakukannya selama beberapa dasawarsa. Mereka telah lama menempatkan persenjataan nuklir taktis mereka di wilayah sekutu mereka," kata Putin dalam tayangan televisi negara.

Meski telah diduga serta Putin menyatakan langkah tersebut tidak melanggar perjanjian nonproliferasi senjata nuklir, kebijakan itu merupakan langkah Rusia yang paling menonjol terkait nuklir sejak awal invasinya ke Ukraina sekitar 13 bulan lalu.

AS, negara adidaya nuklir lainnya, menanggapi pernyataan Putin itu dengan hati-hati. Seorang pejabat senior pemerintahan AS menyatakan tidak ada tanda-tanda bahwa Moskow berencana menggunakan persenjataan nuklirnya.

Putin menyamakan rencana itu dengan AS yang menempatkan persenjataannya di Eropa. Sang presiden Rusia juga menyatakan akan mengalihkan penguasaan persenjataan tersebut ke Belarus.

Penempatan persenjataan seperti itu di luar negeri merupakan langkah pertama kalinya yang diambil Rusia sejak pertengahan 1990-an.

Ketegangan saat ini meningkat terkait perang di Ukraina setelah negara-negara Barat memasok persenjataan berat ke Ukraina, serta ketika Moskow mengubah retorika dalam operasi militernya --dari "demiliterisasi" negara tetangganya itu menjadi melawan "Barat secara kolektif".

Beberapa politisi dan komentator garis keras Rusia telah lama berspekulasi mengenai serangan nuklir. Mereka menyatakan Rusia memiliki hak untuk membela dirinya dengan senjata nuklir bila telah didorong kelewat batas.

Senjata nuklir "taktis" merujuk kepada persenjataan yang digunakan untuk tujuan tertentu di medan pertempuran, bukan persenjataan yang memiliki kapasitas membumihanguskan kota-kota.

Belum jelas seberapa banyak persenjataan jenis itu yang dimiliki Rusia, karena masih banyak kerahasiaan ala Perang Dingin terkait masalah tersebut.

Pejabat tinggi AS tersebut mengemukakan bahwa Rusia dan Belarus selama beberapa waktu ini telah membahas tentang pengalihan persenjataan nuklir.

"Kami tidak melihat alasan untuk menyesuaikan posisi menyangkut nuklir strategis kami atau adanya indikasi bahwa Rusia sedang bersiap menggunakan senjata nuklir. Kami tetap berkomitmen pada pertahanan kolektif dari aliansi NATO," kata pejabat itu.

Putin tidak memerinci kapan persenjataan itu akan dipindahkan ke Belarus, negara yang berbatasan dengan tiga anggota NATO --Polandia, Lithuania, dan Latvia.

Putin menyatakan Rusia bakal menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan di Belarus pada 1 Juli.

Masih belum jelas di bagian mana dari Belarus persenjataan itu akan ditempatkan. Pengalihan persenjataan ini akan memperluas kemampuan serangan nuklir Rusia di sepanjang perbatasan negara-negara anggota NATO di timur. 

Meski Kremlin --kantor presiden Rusia-- tidak pernah mengeluarkan konfirmasi, pihak Barat telah lama mengatakan bahwa Rusia menyimpan rudal dengan kapabilitas setara nuklir di Kaliningrad.

Kaliningrad merupakan kantong wilayah Rusia di pesisir Baltik yang terletak antara Polandia dan Lithuania --dua negara  anggota NATO maupun Uni Eropa. 

"Ini adalah bagian dari permainan Putin untuk berupaya mengintimidasi NATO... karena tidak ada kegunaan militer untuk itu di Belarus, dan Rusia memiliki banyak senjata seperti ini serta pasukan di dalam Rusia," kata Hans Kristensen. 

Kristensen menjabat sebagai direktur proyek informasi nuklir pada lembaga kajian AS, Federation of American Scientists.
 
Koalisi masyarakat madani global anti senjata nuklir The International Campaign to Abolish Nuclear Weapons menyatakan pengumuman yang dilakukan Putin adalah eskalasi yang sangat berbahaya.

"Dalam konteks perang di Ukraina, kemungkinan untuk salah perhitungan atau salah penafsiran sangatlah tinggi. Berbagi senjata nuklir hanya akan memperburuk situasi serta berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan," kata lembaga tersebut di Twitter.


Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia pertimbangkan potensi serangan nuklir AS, Inggris dan Prancis

Baca juga: Rusia sebut pasokan senjata ke Ukraina bisa picu bencana nuklir global


 

Rusia gelar latihan kekuatan nuklir strategis skala besar

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023