Tingkat credit default swaps saat ini untuk bank-bank Eropa hanya sedikit lebih rendah daripada saat puncak krisis keuangan Eropa pada 2013,
Sydney (ANTARA) - Saham Asia sedikit menguat pada awal perdagangan Senin, mengikuti bursa berjangka AS di tengah harapan pihak berwenang bekerja untuk membatasi tekanan dalam sistem perbankan global, bahkan ketika biaya asuransi terhadap gagal bayar (default) mendekati tingkat berbahaya.

Sentimen pasar ditopang laporan First Citizens BancShares Inc sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank (SVB) dari Federal Deposit Insurance Corp (FDIC), dengan S&P 500 berjangka menguat 0,5 persen di awal perdagangan sementara Nasdaq berjangka bertambah 0,4 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen, dengan perdagangan hati-hati. Nikkei Jepang naik 0,1 persen, indeks KOSPI Korea Selatan terdongkrak 0,2 persen, serta indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,3 persen.

Baca juga: Saham Asia dibuka turun, khawatir stabilitas perbankan berkepanjangan

Suasana tetap gelisah setelah saham Deutsche Bank jatuh 8,5 persen pada Jumat (24/3/2023) dan biaya mengasuransikan obligasi terhadap risiko gagal bayar melonjak tajam, bersama dengan credit default swaps atau CDS (sejenis perlindungan/proteksi atas resiko kredit atau credit event) dari banyak bank lain.

"Tingkat credit default swaps saat ini untuk bank-bank Eropa hanya sedikit lebih rendah daripada saat puncak krisis keuangan Eropa pada 2013," kata kepala investasi Naeem Aslam di Zaye Capital Markets.

"Jika CDS ini tidak normal, kemungkinan besar pasar saham akan terus menderita selama beberapa hari."

Di Amerika Serikat, deposan telah melarikan diri dari bank yang lebih kecil ke yang lebih besar atau dana-dana pasar uang. Aliran ke dana pasar uang telah meningkat lebih dari 300 miliar dolar AS dalam sebulan terakhir ke rekor di atas 5,1 triliun dolar AS.

Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari pada Minggu (26/3/2023) mengatakan para pejabat mengawasi "sangat, sangat cermat" untuk melihat apakah tekanan perbankan menyebabkan krisis kredit yang mengancam ekonomi ke dalam resesi.

Itu, pada gilirannya, berarti The Fed lebih dekat ke puncak suku bunga, tambahnya. Pasar jauh di depan bank sentral dalam perkiraan sekitar 80 persen peluang suku bunga telah mencapai puncaknya, sementara penurunan suku bunga pertama diperkirakan pada awal Juli.

Baca juga: Saham Inggris berakhir negatif, indeks FTSE 100 merosot 1,26 persen

Gubernur Fed Philip Jefferson akan berbicara pada Senin, sementara Wakil Ketua Fed untuk Pengawasan Michael Barr memberikan kesaksian tentang "Pengawasan Bank" di depan Senat pada Selasa (28/3/2023).

Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS dua tahun telah turun secara mengejutkan 102 basis poin sejauh bulan ini menjadi 3,77 persen, sementara seluruh kurva imbal hasil hingga 30 tahun berada di bawah suku bunga dana efektif 4,85 persen.

Penurunan itu kadang-kadang menjadi hambatan pada dolar, setidaknya terhadap safe-haven yen Jepang yang berada di 130,85 yen, setelah menyentuh level terendah tujuh minggu di 129,65 minggu lalu.

Euro mengalami pembalikannya sendiri pada Jumat (24/3/2023) di tengah kekhawatiran atas Deutsche, dan terakhir berada di 1,0767 dolar dan jauh dari puncak minggu lalu di 1,0930 dolar.

Penurunan imbal hasil telah digabungkan dengan pelarian dari aset-aset berisiko ke emas yang mengkilap, yang diperdagangkan pada 1.975 dolar AS per ounce setelah mencapai level tertinggi di atas 2.009 dolar AS minggu lalu.

Harga minyak stabil pada Senin pagi, tetapi masih mengalami penurunan hampir 10 persen untuk bulan ini karena kekhawatiran tentang pertumbuhan global melemahkan komoditas secara umum. Brent bertambah 43 sen menjadi 75,42 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS naik 47 sen menjadi 69,73 dolar AS per barel.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023