Seoul (ANTARA) - Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua rudal jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya Senin pagi yang menjadi peristiwa terbaru dari serangkaian peluncuran rudal menjelang kapal induk Amerika Serikat (AS) berlayar ke Korea Selatan (Korsel).

Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, rudal tersebut ditembakkan dari Provinsi Hwanghae, Korea Utara, pukul 7.47 pagi (6.47 WIB) dan terbang sekitar 370 kilometer

Kedua rudal sepertinya mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang, kata pemerintah Jepang.

Peluncuran rudal Senin pagi itu terjadi ketika kapal induk AS USS Nimitz dan kapal-kapal perang pendampingnya dijadwalkan berlabuh di pangkalan angkatan laut Korsel di Busan pada Selasa.

Sebelumnya, kapal induk itu mengadakan latihan militer bersama pasukan Korsel pada Senin di lepas pantai selatan Semenanjung Korea.

Baca juga: Menlu Jepang dan Korsel sepakati kerja sama hadapi ancaman Korut

Rencana kunjungan kapal induk yang merupakan pertama kali terjadi sejak USS Ronald Reagan berkunjung pada September itu dibuat sebagai bagian dari upaya memperbanyak "aset strategis" AS di wilayah itu guna menekan Korea Utara

Militer Korsel "mengecam keras" peluncuran rudal Korut yang dianggapnya sebagai provokasi besar yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Korsel juga menyeru Korut untuk segera menghentikannya.

"Kami akan terus mengawasi berbagai aktivitas Korut dan mempertahankan kesiapan dalam menanggapi provokasi apapun," kata JCS seraya menyatakan akan terus menggelar latihan militer bersama dengan AS sesuai rencana.

Pemerintah Jepang memprotes keras Korut dengan menyebut peluncuran rudal mereka mengancam keamanan dan kedamaian Jepang, wilayah, dan masyarakat internasional.

Komando Indo-Pasifik AS mengatakan peluncuran rudal Korut itu tidak menimbulkan ancaman langsung kepada tentara AS atau sekutu mereka. Namun, peluncuran rudal itu melukiskan dampak tidak stabil senjata pemusnah masal dan program rudal balistik Pyongyang yang melanggar hukum, kata komando ini,

Korut terus menggenjot uji militernya beberapa pekan belakangan, termasuk menembakkan sejumlah rudal penjelajah pada Rabu lalu yang menurut Pyongyang ditujukan untuk praktik melancarkan serangan nuklir taktis.

Baca juga: Korut tembakkan sejumlah rudal respon latihan gabungan Korsel-AS

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan Korut sepertinya akan semakin provokatif, termasuk kemungkinan menguji senjata nuklirnya.

Pejabat AS dan Korsel selama hampir setahun memperingatkan bahwa Korut dapat mengadakan uji nuklir pertamanya sejak 2017.

Pada Jumat, Korut mengaku telah menguji drone penyerang bawah air berkemampuan nuklir, saat bersamaan pemimpin Kim Jong Un mengingatkan agar latihan militer gabungan KorSel dan AS dihentikan.

Kedua negara bersekutu itu pekan lalu menyelesaikan latihan reguler musim panas mereka yang disebut Freedom Shield 23, tetapi melanjutkan latihan lapangan lain, termasuk latihan pendaratan amfibi yang melibatkan kapal serbu amfibi AS, dan latihan bersama kapal induk AS.

Pyongyang telah lama geram atas latihan kedua negara bersekutu itu dengan menyebutnya sebagai persiapan melancarkan invasi terhadap Korut.

Korsel dan AS sendiri menyebut latihan militer ini adalah sebagai pertahanan.

Baca juga: Korsel sebut Korut tembakkan lagi rudal balistik

Sumber: Reuters

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023