Moskow (ANTARA) - Rusia kemungkinan akan meminta kompensasi atas kerusakan pipa gas Nord Stream akibat ledakan tahun lalu, kantor berita RIA Novosti melaporkan pada Senin, mengutip seorang diplomat.

Pipa yang menghubungkan Rusia dan Jerman di bawah Laut Baltik itu dilanda sejumlah ledakan misterius pada September lalu, yang disebut oleh Moskow sebagai aksi "terorisme internasional".

"Kami tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat isu ganti rugi atas kerusakan akibat ledakan pipa gas Nord Stream,” kata Dmitry Birichevsky, Kepala Departemen Kerja Sama Ekonomi Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sebuah wawancara.

Dia menambahkan bahwa negara-negara Barat menolak draf resolusi oleh Rusia yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB guna mendesak penyelidikan internasional independen atas ledakan Nord Stream.

"Meski demikian, kami akan terus mendesak agar penyelidikan terbuka dan komprehensif dilakukan dan wajib menyertakan perwakilan Rusia," kata Birichevsky.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mencurigai Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peledakan pipa gas Nord Stream tahun lalu.

Negara-negara Barat, termasuk Jerman, mengatakan bahwa serangan itu dilakukan dengan sengaja. Namun, tak ada yang berani menyebut siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Putin juga meyakini bahwa laporan yang menyebut kelompok pro-Ukraina telah menyerang pipa Nord Stream adalah omong kosong.

Sumber: Reuters

Baca juga: Putin tuding AS dalangi "serangan teroris" ke jalur pipa Nord Stream
Baca juga: Putin curigai AS dalang di balik peledakan pipa gas Nord Stream

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023