Chicago (ANTARA) - Harga emas kembali melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua beruntun karena meredanya kekhawatiran atas sektor perbankan AS mendorong selera terhadap aset-aset berisiko mengakibatkan berkurangnya permintaan safe haven. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 30 dolar AS atau 1,51 persen menjadi ditutup pada 1.953,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.984,00 dolar AS dan terendah di 1.945,00 dolar AS.

Emas berjangka jatuh 12,10 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.983,80 dolar AS pada Jumat (24/3/2023), setelah melonjak 46,30 atau 2,37 persen menjadi 1.995,90 dolar AS pada Kamis (23/3/2023), dan terkerek 8,50 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.949,60 dolar AS pada Rabu (22/3/2023).

Berkurangnya kekhawatiran sistem perbankan semakin mengurangi daya tarik emas, ketika First Citizens BancShares, perusahaan induk bank yang berbasis di North Carolina, akan mengakuisisi Silicon Valley Bank yang bermasalah dari Federal Deposit Insurance Corporation. Harga saham First Citizens melonjak 22 persen pada penutupan pasar emas Senin (27/3/2023).

"Harga emas tergelincir di tengah imbal hasil yang lebih tinggi dan peningkatan selera risiko," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Wakil Ketua Federal Reserve untuk Pengawasan Michael Barr mengatakan bank sentral akan "bertanggung jawab penuh" atas setiap pengawasan atau kegagalan peraturan yang melibatkan Silicon Valley Bank, yang merupakan yang pertama jatuh di antara bank-bank AS dua minggu lalu, memicu efek domino.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei jatuh 19,40 sen atau 0,83 persen, menjadi ditutup pada 23,145 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 6,80 dolar AS atau 0,69 persen, menjadi menetap pada 977,10 dolar AS per ounce.

Baca juga: Minyak naik di Asia, investor pertimbangkan krisis perbankan dan Rusia
Baca juga: Dolar naik tipis di Asia karena kekhawatiran krisis perbankan bertahan
Baca juga: Saham Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 menguat 0,90 persen

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023