Ponorogo (ANTARA News) - Pimpinan Ponpes Modern Darussalam Gontor Ponorogo Dr KH Abdullah Syukri Zarkasyi MA meminta kepada pemerintah dan DPR untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP). Permintaan itu disampaikan Syukri Zarkasyi ketika memberikan sambutan Resepsi Syukuran 80 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Minggu, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri kabinet dan duta besar negara Islam. "Pornografi yang ada di sekitar kita membuat kami ketar-ketir (was-was) dan ada memang yang rusak bahkan dirusak, karena itu para wali murid menyekolahkan anaknya di Gontor karena takut jika anaknya sekolah di luar akan rusak," katanya. Permintaan Syukri mendapat tepuk tangan ribuan santri Gontor, termasuk alumni Gontor yang kini menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Dien Syamsudin, yang dikenal gigih memperjuangkan RUU APP bersama Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, yang berhalangan hadir. Putra salah seorang dari tiga pendiri Pesantren Gontor ini juga mengatakan, kalau santri-santri Gontor yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia ikut serta dalam merebut kemerdekaan, karena itu pihaknya tidak rela NKRI dipecah-belah. "Kami memandang NKRI sudah klimaks, pemerintah agar tidak segan-segan menindak segala bentuk upaya separatis untuk memecah-belah NKRI dengan menindaknya seperti teroris, bahkan terus terang salah seorang tokoh GAM alumni Gontor," katanya. Karena itu, ujar Syukri, dirinya telah membujuk tokoh GAM tersebut dan telah bertemu dengan tokoh-tokoh Indonesia dan sekarang masuk kembali ke NKRI. Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dien Syamsudin mengatakan, umat Islam memerlukan undang-undang untuk memberantas pornografi dan pornoaksi, sehingga RUU APP perlu segera disahkan. "Memang perlu didiskusikan dan pengesahannya tergantung DPR," katanya. Resepsi 80 tahun Pondok Gontor, selain dihadiri para pimpinan pondok juga Menteri Agama Maftuh Basyuni dan sejumlah menteri, Amir Besar Al Azhar dari Mesir yakni Muhammad Said Thontowi, para duta besar sejumlah negara Islam seperti Arab Saudi, Maroko, Mesir dan Iran. Kemudian staf ahli Presiden, Yenny Wahid, Ketua Umum ICMI, Dr Marwah Daud Ibrahim, Rektor Universitas Syarif Hidayatullah, Prof Dr Azyumardi Azra dan sejumlah tokoh lainnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006