pendampingan oleh keluarga dapat menjadi salah satu kunci penting dalam mengawal pembentukan karakter anak
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak orang tua untuk mengawal perkembangan karakter anak guna menciptakan generasi emas dan berkualitas.

"Orang tua harus peduli dan harus mengawal perkembangan sekaligus perubahan karakter anak," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito di Jakarta, Selasa.

Selain itu, Warsito juga mengingatkan bahwa lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat merupakan satu kesatuan yang memiliki peran penting dalam mengawal pembentukan karakter anak.

"Selain peran keluarga, peran dari sekolah, dan lingkungan juga diperlukan dalam mengawal pembentukan karakter anak," katanya.

Kemenko PMK, kata dia, mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperkuat pendidikan karakter pada anak agar anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia, serta sebagai upaya pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku kekerasan.

"Terlebih lagi belakangan ini terdapat pemberitaan mengenai remaja yang terlibat tawuran perang sarung selama bulan suci Ramadhan," katanya.

Baca juga: Kemenko PMK: Empat aspek pengaruhi pembentukan karakter anak
Baca juga: Kemenko: Keteladanan orang tua kunci utama pembentukan karakter anak

Kemenko PMK, tambah dia, mendorong penguatan praktik kebaikan sesuai keyakinan terutama saat pembelajaran keagamaan, atau pendidikan karakter.

"Praktik kebaikan ini diharapkan tetap melekat pada semua proses bidang pembelajaran," katanya.

Warsito juga menekankan mengenai pentingnya pendampingan psikis dan dialog yang positif untuk mendukung tumbuh kembang anak.

"Pendampingan psikis oleh ahli dan juga pendampingan oleh keluarga dapat menjadi salah satu kunci penting dalam mengawal pembentukan karakter anak," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa komunikasi keluarga memiliki manfaat yang sangat baik agar anak tumbuh dengan budi pekerti yang baik dan tidak menjadi pelaku kekerasan.

Sementara itu, sejumlah remaja di berbagai daerah diamankan polisi karena terlibat tawuran perang sarung selama bulan suci Ramadhan.

Bahkan, peristiwa tawuran remaja yang terjadi di Palmerah, Jakarta Barat, pada Kamis (23/3), mengakibatkan satu korban meninggal dunia akibat terkena senjata tajam.

Baca juga: Psikiater sebut dampak perundungan dapat bentuk karakter negatif anak
Baca juga: Pakar ingatkan orang tua dampingi anak saat akses internet dan sosmed
Baca juga: Pakar UB tekankan pentingnya karakter pendidikan anak sadar bencana


 

 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023