Singapura (ANTARA) - Saham Asia naik pada awal perdagangan Kamis, dengan meredanya kekhawatiran di sektor perbankan dan prospek dipecahnya konglomerat China Alibaba menawarkan tanda yang menggembirakan bahwa badai regulasi Beijing yang berfokus pada perusahaan teknologi mungkin akhirnya akan hilang.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik untuk hari ketiga berturut-turut, terangkat 0,3 persen. Indeks MSCI mengincar dua kuartal berturut-turut di zona hijau untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2021.

Nikkei Jepang turun 0,6 persen setelah melonjak 1,3 persen pada Rabu (29/3/2023). Nikkei telah melonjak 6,1 persen sejauh kuartal ini, yang terbaik sejak Maret 2021. Saham Australia juga naik 1,0 persen.

Indeks Wall Street semalam melonjak setelah pengawas bank AS muncul di hadapan Kongres dan memusatkan perhatian pada kegagalan di Silicon Valley Bank dan pengawasannya, daripada masalah sistemik yang lebih luas di seluruh sektor keuangan.

Dolar AS menguat, terutama terhadap safe-haven yen Jepang karena investor menarik kembali beberapa posisi aman yang dibangun dalam beberapa minggu terakhir. Yen terakhir diperdagangkan pada 132,75 terhadap dolar.

Saat ketakutan mereda dalam perjalanan liar dan bergejolak setelah keruntuhan Silicon Valley Bank menimbulkan kekhawatiran akan krisis perbankan yang lebih luas, pemenangnya tampaknya adalah obligasi dan perusahaan teknologi besar yang cenderung mendapat keuntungan saat suku bunga turun.

Dari tenor dua tahun hingga 30 tahun, imbal hasil AS berada di bawah suku bunga dana Fed saat ini sekitar 4,8 persen karena pasar telah secara dramatis mengubah perkiraan prospek suku bunga.

Imbal hasil dua tahun turun 30 basis poin untuk kuartal ini, penurunan kuartalan pertama sejak Maret 2020.

Nasdaq yang sensitif terhadap suku bunga sedang menuju kuartal terbaiknya dalam lebih dari dua tahun. Nasdaq dan S&P 500 berjangka stabil pada Kamis.

Di Asia, investor memperpanjang reli di saham Alibaba Hong Kong karena conference call perusahaan menawarkan rincian lebih lanjut tentang rencana perusahaan untuk memisahkan bisnisnya.

Pemisahan itu akan mengubah konglomerat menjadi perusahaan induk, bukan perusahaan operasional, kata kepala eksekutif Daniel Zhang di telepon. Investor berharap rencana tersebut menandakan persetujuan diam-diam dari otoritas untuk pertumbuhan dan keuntungan di masa depan.

"Setidaknya konglomerat tenang dan ketidakpastian peraturan mereda," kata Redmond Wong, ahli strategi pasar China di Saxo Markets di Hong Kong.

"Untuk harga saham, ini cukup besar dan perkembangan terbaru ini dapat menghilangkan beberapa kekhawatiran tersebut dan meningkatkan valuasi."

Saham Alibaba yang mencapai di atas 300 dolar Hong Kong pada tahun 2020, diperdagangkan pada 96,30 dolar Hong Kong pada Kamis pagi. Hang Seng yang lebih luas naik 0,2 persen.

Di tempat lain dalam perdagangan komoditas, minyak berjangka Brent stabil di 78,18 dolar AS per barel dan emas, yang telah melonjak selama beberapa minggu terakhir, berada di bawah tekanan ringan di 1.958 dolar AS per ounce.


Baca juga: Saham Asia naik karena kegelisahan bank reda, Alibaba angkat sentimen
Baca juga: Saham Asia dibuka menguat karena ketakutan krisis perbankan mereda
Baca juga: Saham Asia dibuka turun, khawatir stabilitas perbankan berkepanjangan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023