Douala, Kamerun (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Burkina Faso pada Rabu mengumumkan bahwa negara Afrika Barat tersebut berencana untuk melanjutkan hubungan diplomatik dengan Korea Utara setelah sempat terhenti sejak 2017.

Menteri Luar Negeri Olivia Rouamba mengatakan bahwa keputusan tersebut memungkinkan kedua negara untuk mempertahankan kerja sama bilateral yang bermutu di beberapa bidang.

Menurut Rouamba, pemerintah Burkina Faso dan Korea Utara akan fokus pada kerja sama dalam bidang peralatan militer, pertambangan, kesehatan, pertanian, dan penelitian.

Pemerintah Burkina Faso juga telah menyetujui penunjukan duta besar Korea Utara untuk negaranya.

Chae Hui Chol, telah disetujui sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) untuk Burkina Faso, dan akan bertempat tinggal di Dakar, Senegal, menurut pernyataan Dewan Menteri.

Burkina Faso memutuskan hubungannya dengan Korea Utara pada 2017. Keputusan itu diambil setelah Dewan Keamanan PBB merekomendasikan kepada semua negara anggota untuk memberikan sanksi atas program senjata nuklir Pyongyang.

Burkina Faso saat ini sedang dilanda krisis keamanan yang dipicu oleh serangan teroris sejak 2015.

Di bawah kepemimpinan Kapten Ibrahim Traore, pemimpin junta yang berkuasa, Burkina Faso memutuskan untuk memperluas kemitraan dalam upaya memperkuat perang melawan terorisme setelah pada Januari lalu pemerintah memutuskan untuk mengakhiri perjanjian militer dengan bekas penjajahnya, Prancis.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Burkina Faso larang impor dari Korea Utara

Baca juga: Burkina Faso dilanda pergolakan kekuasaan

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023