London (ANTARA) - Yaroslav Shirshikov, seorang pakar politik di Yekaterinburg, Rusia pada Kamis  mengatakan bahwa ada kemungkinan penahanan jurnalis Amerika Serikat Evan Gershkovich oleh otoritas Rusia di Moskow dengan tuduhan melakukan kegiatan spionase, sebagai strategi untuk ditukarkan dengan tahanan lain di masa depan.

Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan kemungkinan pertukaran itu.

Menurut Shirshikov,  dia telah diwawancarai oleh Gershkovich, yang bekerja untuk harian Wall Street Journal (WSJ) itu dua pekan lalu dan dijadwalkan bertemu dengannya lagi pada Kamis.

Ia mengatakan bahwa jurnalis AS itu telah bertanya kepadanya tentang sikap masyarakat lokal terhadap kelompok tentara bayaran Wagner yang berperang di Ukraina dan berencana bepergian ke Nizhny Tagil, di mana terdapat sebuah pabrik tank besar, untuk mewawancarai penduduk setempat tentang pandangan mereka terhadap konflik di Ukraina.

Menurut Shirshikov, sang jurnalis tidak mengatakan apa pun tentang keinginannya mendapatkan informasi tentang pabrik militer dan dia bukan "musuh Rusia".

Rusia telah memperketat undang-undang penyensoran informasi sejak mengerahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dan memenjarakan mereka yang dianggap "mendiskreditkan" militer.

Definisi rahasia negara, khususnya di bidang militer, juga telah diperluas.

"Masalahnya adalah undang-undang Rusia yang baru-baru ini diperbarui dan interpretasi FSB tentang spionase saat ini memungkinkan siapa pun bisa dipenjara jika tertarik dengan urusan militer," kata Tatiana Stanovaya, seorang pengamat Rusia.

Para jurnalis asing yang meliput Rusia menyatakan dukungan mereka kepada Gershkovich secara daring. Mereka mengatakan bahwa dia adalah wartawan profesional, bukan mata-mata.

"Evan Gershkovich adalah seorang jurnalis yang sangat baik dan berani, bukan mata-mata," kata Andrei Soldatov, penulis dan pakar di badan keamanan Rusia, di Twitter.

Menurut dia, insiden itu merupakan serangan frontal terhadap semua koresponden asing yang masih bekerja di Rusia.

Perintah penahanan selama hampir dua bulan itu menjadi tindakan Moskow paling serius terhadap seorang wartawan asing sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Kantor Presiden Rusia (Kremlin) mengatakan bahwa Gershkovich telah "tertangkap basah", tapi wartawan yang baru bekerja di WSJ selama setahun itu mengatakan dalam sidang pengadilan bahwa dirinya tidak bersalah.

WSJ mengatakan kasus yang menimpa jurnalisnya didasarkan pada tuduhan palsu.

Berdasarkan hukum Rusia, aksi mata-mata diancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Kasus itu akan memperburuk hubungan Rusia dengan Amerika Serikat, penyokong militer terbesar bagi Ukraina dan telah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow atas agresi militer di negara tetangganya itu.

FSB, Dinas Keamanan Rusia menuding Gershkovich mengumpulkan informasi yang digolongkan sebagai rahasia negara tentang sebuah pabrik militer.

Dinas keamanan itu tidak menyebutkan nama atau lokasi pabrik tersebut, tetapi mengatakan bahwa mereka telah menahan jurnalis berusia 31 tahun itu, yang berusaha mendapatkan informasi rahasia di Kota Yekaterinburg, Ural.

FSB juga tidak memberikan bukti berupa dokumen atau video tentang kesalahan sang jurnalis.

"Telah ditetapkan bahwa E. Gershkovich, yang bertindak sesuai penugasan dari pihak Amerika, mengumpulkan informasi yang diklasifikasikan sebagai rahasia negara tentang aktivitas salah satu perusahaan di kompleks industri militer Rusia," kata FSB.

Sementara tu dalam pernyataannya WSJ mengatakan bahwa mereka "sangat prihatin" dengan keselamatan Gershkovich.

Disebutkan pula bahwa WSJ "dengan keras menyangkal tuduhan FSB" dan mengupayakan pembebasan jurnalisnya "yang tepercaya dan berdedikasi".

Gershkovich menjadi figur terkenal Amerika yang ditahan di Rusia sejak bintang bola basket Brittney Griner. Griner ditangkap saat tiba di Moskow dengan membawa minyak ganja sepekan sebelum invasi Rusia ke Ukraina. Dia dibebaskan dalam pertukaran tahanan 10 bulan kemudian.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya peran jurnalis asing digunakan sebagai kedok.

Dia menegaskan bahwa kegiatan Gershkovich "tidak terkait dengan jurnalisme."

Kedutaan Besar AS di Moskow tidak berkomentar.

Sebuah sumber diplomatik AS mengatakan bahwa kedubes belum diberi tahu tentang insiden itu dan sedang mencari informasi dari otoritas Rusia.

Para pengamat Kremlin mengatakan kasus itu mirip dengan kasus yang menimpa jurnalis AS Nicholas Daniloff pada 1986.

Daniloff ditahan dan dituduh sebagai mata-mata oleh Uni Soviet sebelum akhirnya dibebaskan dan dipulangkan tanpa dakwaan. Dia mengatakan dirinya telah dijebak.

Jurnalis Reuters melihat Gershkovich, yang mengenakan jas kuning, digiring keluar dari gedung pengadilan di Moskow setelah sidang dan dikawal ke sebuah mobil van hitam oleh agen-agen FSB. Dia diperkirakan akan ditahan di penjara Lefortovo di Moskow, yang menjadi tempat penahanan pra-persidangan FSB.

Gershkovich, yang telah meliput Rusia sejak 2017, bergabung dengan biro WSJ di Moskow pada Januari tahun lalu. Anak seorang imigran Yahudi Soviet itu dalam beberapa bulan terakhir banyak meliput politik Rusia dan konflik di Ukraina.

Human Rights Watch yang berbasis di New York menyerukan pembebasan Gershkovich.

Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia tahan seorang jurnalis AS atas tuduhan spionase
Baca juga: Polandia tangkap lagi pelaku spionase untuk Rusia
Baca juga: Rusia usir diplomat Jepang atas aksi spionase

 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023