Hal ini dapat dicapai dengan penguatan kerja sama, kolaborasi, dan koordinasi antar negara ASEAN sebagai kawasan
Badung, Bali (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang juga merupakan Deputi Keuangan ASEAN untuk Indonesia Febrio Kacaribu berharap kawasan ASEAN dapat terus tumbuh di atas empat persen pada tahun ini dan tetap menjadi tujuan kawasan investasi yang menarik.

"Hal ini dapat dicapai dengan penguatan kerja sama, kolaborasi, dan koordinasi antar negara ASEAN sebagai kawasan," ujar Febrio dalam pertemuan level Deputi Keuangan dan Bank Sentral ASEAN atau ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFCDM), seperti dikutip dari keterangan resmi di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.

Menurut dia, Keketuaan Indonesia dalam ASEAN untuk keempat kalinya tahun ini menjadi momentum peran penting Indonesia dalam kawasan, khususnya dalam mendorong ASEAN menjadi pusat pertumbuhan dunia.

Baca juga: Sri Mulyani nilai ASEAN Taxonomy beri kepastian bagi sektor keuangan

Dengan mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Indonesia yakin tema ini mencerminkan ketahanan ASEAN sebagai kawasan di tengah ketidakpastian global, seperti inflasi, disrupsi rantai pasok, krisis geopolitik, serta dampak pandemi yang masih berlangsung.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo sebagai Deputi Bank Sentral ASEAN menyampaikan pentingnya ASEAN untuk memperkuat koordinasi kebijakan dalam mendukung pemulihan ekonomi, mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan stabilitas keuangan.

"ASEAN perlu mempererat sinergi dan secara kolektif melakukan langkah dan kebijakan yang berkaitan dengan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, ekonomi digital, serta keuangan berkelanjutan," ucap Dody.

Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya melakukan asesmen menyeluruh untuk memperkuat kerja sama ASEAN dalam rangka menjawab tantangan dan dinamika kedepannya.

Sebagai rangkaian pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN atau ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (1st AFMGM), Kemenkeu RI dan BI menyelenggarakan AFCDM pada 30 Maret 2023 di Bali.

Sebelumnya, pada tanggal 28 Maret 2023 telah dilaksanakan pertemuan Deputi Keuangan ASEAN atau ASEAN Finance Deputies Meeting (AFDM) dan pertemuan Deputi Bank Sentral ASEAN atau ASEAN Central Bank Deputies Meeting (ACDM).

Agenda berlanjut dalam pertemuan gabungan Deputi Keuangan dan Bank Sentral ASEAN bersama tiga negara mitra atau ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting +3 (AFCDM+3) pada tanggal 29-30 Maret 2023.

Dalam pertemuan AFCDM terdapat beberapa agenda utama, yaitu kesepakatan adopsi agenda pembahasan dan pengaturan rangkaian kegiatan, pembahasan prioritas Keketuaan ASEAN jalur keuangan, laporan integrasi keuangan ASEAN dan peta jalan integrasi keuangan dan moneter termasuk agenda terkait lainnya, serta persiapan agenda pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN.

Pertemuan AFCDM juga membahas tiga agenda prioritas dalam jalur keuangan ASEAN, yaitu transaksi keuangan lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dan pembayaran lintas batas (cross-border payment), kerja sama bidang keuangan dan kesehatan, serta ketahanan pangan.

Ketiga agenda prioritas tersebut bersama dengan agenda lainnya akan dibahas dalam tiga klaster utama strategis (strategic thrusts), yaitu agenda pemulihan-pembangunan (recovery-rebuilding), agenda digitalisasi (digitalization), dan agenda keberlanjutan (sustainability).

Hasil dari pertemuan AFCDM dan pertemuan-pertemuan sebelumnya akan menjadi masukkan untuk dibawa ke dalam pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN yang akan diselenggarakan pada 31 Maret 2023.

Berbagai pembahasan agenda jalur keuangan pilar ekonomi ASEAN diharapkan dapat menghasilkan langkah nyata yang memiliki manfaat dan dampak positif bagi negara-negara di kawasan ASEAN.

Baca juga: ASEANBAC, Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN dorong ekonomi digital

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023