Pembangunan pelabuhan ini dimulai pada tahun 2015 dan diresmikan pada tahun 2019 dengan lahan pelabuhan seluas 5,8 hektare
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)  Suharso Monoarfa melakukan pertemuan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Kepala Staf Angkatan Laut (AL) Laksamana TNI Muhammad Ali untuk membahas antara lain Sentra Kelautan Dan Perikanan Terpadu (SKPT).

Sebagaimana diketahui, SKPT Natuna atau Pelabuhan Perikanan Selat Lampa terletak di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, yang berada di teluk perairan tenang sehingga aktivitas penangkapan ikan dapat dilakukan sepanjang tahun.

“Pembangunan pelabuhan ini dimulai pada tahun 2015 dan diresmikan pada tahun 2019 dengan lahan pelabuhan seluas 5,8 hektare (ha). Pelabuhan mulai dibangun sejak era Menteri Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan,” ucap dia dikutip dari akun resmi Instagram @suharsomonoarfa, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Menteri Susi resmikan SKPT di Kabupaten Natuna

Berdasarkan informasi yang diterima, produksi ikan tangkap di pelabuhan ini sejumlah 1.900 ton dengan nilai produksi sebesar Rp35,45 miliar.

Pelabuhan ini mampu mengakomodir 40 unit kapal kurang dari 30 Gross Tonnage (GT) dan 15 unit kapal lebih dari 30 GT.

“SKPT Natuna telah beroperasi sejak tahun 2019, dan saat ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan. SKPT Natuna juga direncanakan menjadi pusat kegiatan perikanan tangkap dan pendaratan ikan di WPP (Wilayah Pengelolaan Perikinana) 711 dan lokasi penguatan ekspor,” kata Suharso.

Lebih lanjut, SKPT Natuna disebut berdekatan dengan Pangkalan TNI AL dengan jarak 1 kilometer (km) dan Pelabuhan Umum Selat Lampa dengan jarak 3 km.

Pelabuhan Umum merupakan bagian dari tol laut yang dikelola oleh pusat, yakni PT. Pertamina dan Pelni, yang memiliki fungsi sebagai pelabuhan penumpang dan barang.

Sebagai tambahan informasi, SKPT Natuna atau Pelabuhan Perikanan Selat Lampa dilengkapi sejumlah fasilitas. “Mulai dari TPI (Tempat Pendaratan Ikan), dermaga kapal (kurang dan lebih dari 30 GT), toko nelayan, fasilitas umum dan kantor, 200 ton integrated cold storage dan ice flake machine, balai perbaikan alat penangkapan ikan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) BBM (Subsidi dan Komersial), serta dukungan tol laut (terdapat 4 reefer container dengan kapasitas 15 ton),” kata Menteri Suharso.

Baca juga: Wujudkan pemulihan ekonomi nasional di perbatasan melalui SKPT Natuna

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023