Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak pemerintah daerah untuk mengoptimalkan program penanggulangan penyakit tuberkulosis (TB).

"Kemenko PMK mendorong pemerintah daerah untuk terus meningkatkan komitmen dalam percepatan penanggulangan TB," kata Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK Nancy Dian Anggraeni di Jakarta, Jumat.

Nancy Dian Anggraeni menambahkan Kemenko PMK juga terus menggencarkan kegiatan advokasi dan pendampingan terpadu bagi tujuh provinsi prioritas dengan beban TB tertinggi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Banten dan Sulawesi Selatan.

Program advokasi dan pendampingan terpadu tersebut dilakukan bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Sekretariat Kabinet, Bappenas, serta sejumlah mitra non-pemerintah.

Baca juga: Temuan kasus TBC pada 2022 jadi rekor tertinggi di Indonesia

Baca juga: Kemenkes: Stigma buruk perumit penanganan Tuberkulosis di Indonesia


Advokasi dan pendampingan terpadu itu, kata dia, bertujuan untuk mendorong pemerintah daerah, khususnya tujuh provinsi prioritas untuk menetapkan penyakit TB sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

"Selain itu, pemerintah desa juga didorong untuk mengalokasikan dana desa untuk penanggulangan TB," katanya.

Selain itu, kata dia, Kemenko PMK juga mendorong agar pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk membentuk Tim Percepatan Penanggulangan TB, sekaligus mendorong pelibatan seluruh sektor terkait.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto menambahkan bahwa masyarakat perlu berperan aktif dalam upaya penanggulangan tuberkulosis.

Agus menjelaskan, masyarakat dapat berperan dalam menemukan kasus TB di lingkungan sekitarnya. Selain itu, kata dia, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mendukung program skrining tuberkulosis.

"Misalkan bagi masyarakat yang memiliki gejala atau anggota keluarganya ada yang memiliki gejala maka dapat berperan aktif dengan memeriksakan diri atau anggota keluarganya ke fasilitas kesehatan terdekat," katanya.*

Baca juga: Pasien TB bisa sembuh asal jalani pengobatan teratur

Baca juga: Tuberkulosis harus dianggap pandemi, sebut The Global Fund


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023