Jakarta (ANTARA) -
Dokter gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Tan Shot Yen mengatakan, terlalu banyak mengonsumsi oralit dalam situasi normal, dapat menyebabkan tubuh kelebihan gula dan garam yang disebut dengan hipernatremi dan hiperglikemi.
 
"Jangan lupa bahwa oralit itu mengandung natrium, mengandung gula, kalau Anda mengonsumsi itu dalam situasi normal maka ada resiko anda akan mengalami yang namanya hipernatremi atau hiperglikemik terutama bagi kalian yang mempunyai masalah kesehatan terutama pada orang diabetes," ucapnya dalam diskusi secara daring yang diikuti di Jakarta, Jumat.
 
Edukator kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini mengatakan berpuasa tidak akan membuat seseorang kekurangan gula dan garam jika sahur dengan makanan gizi seimbang.

Baca juga: Agar tetap sehat saat jalani puasa di musim pancaroba
 
Gizi seimbang yang dimaksud adalah ketika makan terdapat sayur dan buah, lalu ada makanan pokok dan lauk pauk. Jika sudah memenuhi panduan tersebut, maka kebutuhan gula dan garam sudah terpenuhi, terlebih jika kebutuhan air minum juga tercukupi, sehingga oralit tidak dibutuhkan dalam kondisi seperti ini.
 
Justru, kelebihan garam akibat konsumsi oralit berlebihan akan menambah beban pada ginjal dan bisa membuat puasa tidak nyaman karena ada rasa mual.
 
"Hipernatremi itu akan membuat Anda justru akan lebih mudah haus itu yang repot, ditambah itu akan menambah beban bagi ginjal karena natrium jadi kegedean dan salah satu cirinya Anda akan merasa mual, jadi alih-alih puasa menjadi lancar rasanya jadi makin enggak nyaman," ucapnya.
 
Sampai saat ini, ia mengatakan belum ada penelitian yang membuktikan bahwa oralit dapat mencegah rasa haus yang dialami saat berpuasa. Karena rasa haus akibat puasa adalah dehidrasi yang ringan, sedangkan kebutuhan konsumsi oralit adalah jika pada situasi dehidrasi akut akibat penyakit seperti diare berat yang mengeluarkan banyak cairan dan elektrolit.
 
Tan menambahkan untuk meminimalisir rasa haus saat berpuasa adalah perbanyak minum air mineral pada saat sahur dan berbuka karena air mineral merupakan rehidrator paling baik yang dapat dengan mudah diserap tubuh.
 
"Yang pertama tentu saja air, Air adalah pelarut atau rehidrator yang paling utama maka itu di sunnahkan nabi, air membuat tubuh manusia dapat menyerap dengan baik. Usahakan untuk berbuka puasa dan takjil Anda mengikutsertakan air mineral," jelasnya.
 
Seseorang yang memiliki penyakit seperti GERD, rematik, autoimun maupun hipertensi dan diabetes dapat membaik selama menjalankan puasa.
 
Hal itu karena dapat menahan godaan dari makan sembarangan atau ngemil, dengan catatan tetap mengonsumsi obat dan mengontrol gula darah serta konsultasi dengan dokter.
 
"Jadi yang punya penyakit kronis yang tidak berat maka dengan melakukan pembatasan makanan dan tidak ngemil tensinya akan membaik dengan catatan tidak lepas obat, catat tensinya dan gula darah secara rutin dan beritahu ke dokter," ucapnya.

Baca juga: Pakar: Oralit bukan untuk mencegah dehidrasi

Baca juga: Ahli gizi menilai puasa membantu menurunkan berat badan secara sehat

Baca juga: Kemenkes: Konsumsi oralit di luar indikasi dapat memicu gangguan usus

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023