Saham Asia menuju kenaikan kuartalan kedua pada Jumat.
Sydney (ANTARA) - Saham Asia menuju kenaikan kuartalan kedua pada Jumat, sementara obligasi menikmati bulan terbaik sejak 2008, tetapi pasar bersiap untuk sesi badai setelah kejutan kenaikan inflasi Jerman menaikkan taruhan untuk data inflasi AS.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 0,7 persen pada Jumat, menuju kenaikan Maret pertama dalam empat tahun dengan keuntungan 2,5 persen, karena kekhawatiran krisis perbankan global mereda.

MSCI berada di jalur untuk kenaikan triwulanan sebesar 3,6 persen, setelah melonjak 12 persen dalam tiga bulan yang berakhir pada Desember.

Indeks Nikkei Jepang berakhir menguat 0,93 persen, karena data inflasi ibu kota Tokyo menyoroti tekanan harga yang meluas.

Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 ditutup naik 0,31 persen, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir naik 0,59 persen, setelah data PMI China menunjukkan bahwa pemulihan di sektor jasa semakin cepat dan aktivitas manufaktur berkembang lebih cepat dari yang diharapkan.

Investor menyambut baik rencana perombakan besar-besaran oleh Grup Alibaba, menganggapnya sebagai sinyal bahwa tindakan keras Beijing terhadap perusahaan teknologi telah berakhir. Saham Alibaba melonjak 3,5 persen pada Jumat, membawa kenaikan mingguannya menjadi 17 persen.

Perusahaan e-Commerce China JD.com Inc melonjak 6,0 persen setelah perusahaan tersebut mengatakan berencana untuk melepaskan properti dan unit industrinya.

Pada Kamis (30/3), Wall Street didorong oleh kenaikan saham-saham terkait teknologi, meskipun saham bank regional turun setelah Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan peraturan perbankan dan peraturan pengawasan perlu diperiksa ulang.

Dow Jones naik 0,4 persen, S&P 500 naik 0,6 persen dan Komposit Nasdaq bertambah 0,7 persen.

Pasar mengalihkan fokus mereka kembali ke inflasi dan prospek kenaikan suku bunga di tengah harapan bahwa gejolak perbankan baru-baru ini sebagian besar telah teratasi.

Penurunan inflasi Jerman yang lebih lambat dari perkiraan telah meningkatkan taruhan untuk inflasi konsumen zona euro dan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang dilacak oleh Federal Reserve untuk kebijakan moneter, di kemudian hari.

Para ekonom memperkirakan indeks PCE turun menjadi 0,4 persen pada Februari dari Januari ketika naik 0,6 persen.

Namun, masih ada ekspektasi bank akan memperketat pinjaman menyusul masalah di bank regional AS dan pengambilalihan Credit Suisse, sehingga bank sentral tidak perlu menaikkan suku bunga lagi.

"Sumber yang mendasari tekanan ini, yang berkaitan dengan suku bunga, kurva imbal hasil terbalik, dan lainnya, masih ada pada kita, jadi faktor tekanan ini belum hilang. Saya menduga kita akan melihat serangan volatilitas di pasar selama 2023," kata Herald van der Linde, Kepala Strategi Ekuitas untuk Asia di HSBC.

"Jika kita melihat ke atas sampai akhir tahun, saya pikir China bisa bekerja dengan sangat baik," kata van der Linde, menambahkan bahwa pasar saham-H di Hong Kong, yang sensitif terhadap imbal hasil AS yang lebih rendah, bisa melihat kenaikan 20 persen dalam harga-harga.

Fed fund berjangka masih terbelah tentang apakah Federal Reserve akan menaikkan atau tidak pada pertemuan kebijakan berikutnya pada Mei, sementara memperkirakan penurunan suku bunga pada November. Itu dibandingkan dengan taruhan luar biasa pada kenaikan 25 basis poin sebulan lalu sebelum volatilitas perbankan dimulai.

Semalam, tiga pejabat Fed membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, meskipun dua dari mereka mencatat bahwa masalah sektor perbankan dapat menghasilkan cukup hambatan pada perekonomian untuk membantu mendinginkan tekanan harga lebih cepat dari yang diharapkan.

Obligasi Pemerintah AS memiliki bulan yang kuat, dengan imbal hasil dua tahun turun 68 basis poin menjadi 4,1120 persen, penurunan bulanan terbesar sejak awal 2008. Imbal hasil sepuluh tahun turun 35 basis poin bulan ini menjadi 3,5602 persen.

Pergerakan di pasar valuta asing tertekan pada Jumat, tetapi dolar AS berada di jalur penurunan bulanan 2,7 persen terhadap enam mata uang utama lainnya.

Euro, yang mencapai level tertinggi satu minggu terhadap dolar semalam karena data inflasi Jerman, ditetapkan untuk lonjakan bulanan 3,0 persen menjadi 1,0902 dolar, sementara yen yang diuntungkan dari aliran safe-haven, menuju kenaikan 2,5 persen bulan ini.

Harga minyak naik-turun pada Jumat, dan turun lebih dari 3,0 persen untuk bulan ini. Minyak mentah berjangka AS datar di 74,40 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka Brent turun 0,1 persen menjadi 78,52 dolar AS per barel.
Baca juga: Saham Asia menuju keuntungan kuartalan karena ketakutan bank mereda
Baca juga: Saham Asia menuju kenaikan kuartalan kedua, jelang data inflasi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023