London (ANTARA) - Utusan Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vasily Nebenzia membantah tuduhan bahwa Rusia secara sengaja mendeportasi anak-anak Ukraina ke negaranya atau mengizinkan anak-anak yang direlokasi diadopsi warga Rusia.

"Yang terjadi saat ini adalah evakuasi dari zona perang yang sesuai dengan kewajiban hukum kemanusiaan internasional dan juga Konvensi Hak-Hak Anak," kata Nebenzia kepada media pemerintah Rusia, TASS, dalam wawancara yang dirilis  Jumat.

Dengan demikian, ia juga menolak dakwaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dua pekan lalu terhadap Presiden Vladimir Putin dan komisioner urusan anak di Rusia Maria Lvova Belova atas tuduhan deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.

Ukraina sebelumnya menyebut tengah menyelidiki deportasi lebih dari 19 ribu anak-anak yang dipisahkan dari orang tuanya di "titik penyaringan" saat berusaha meninggalkan wilayah baru yang dikuasai Rusia.

Penyelidikan juga dilakukan terkait anak-anak yang diambil dari panti-panti asuhan, atau dipisahkan dari wali yang merawat mereka setelah orang tua mereka tewas karena perang.

Rusia menolak tuduhan tersebut dan menegaskan tindakan itu ditujukan hanya untuk melindungi anak-anak yang rentan di teritori yang mereka kuasai --dan sebagian besar telah secara sepihak dicaplok.

Nebenzia menyatakan jutaan orang telah dievakuasi ke Rusia, termasuk anak-anak yang sebagian besar tiba di negara tersebut bersama orang tua atau wali yang mengasuh.

Ia menjelaskan pihaknya hanya menemukan sedikit anak di panti asuhan yang tanpa asuhan orang tua, seraya menegaskan bahwa fokus utama Rusia adalah untuk menyerahkan anak-anak tersebut kepada keluarga atau kerabat mereka di Rusia.

Tuduhan Barat bahwa anak-anak tersebut telah diadopsi di Rusia merupakan pandangan yang menyesatkan, katanya.

"Tujuan utamanya adalah untuk memastikan anak-anak akan bersama keluarganya dan tidak di panti asuhan. Cara seperti ini secara khusus dipilih mengingat adanya kemungkinan penyatuan kembali anak-anak dengan saudara mereka, jika ditemukan," kata Nebenzia.

Wakil tetap Rusia untuk PBB tersebut mengatakan Rusia tidak akan membatasi anak-anak berhubungan atau berkomunikasi dengan kerabat dan teman-temannya di mana pun mereka berada.

Selain itu, ujarnya, para orang tua dapat menghubungi kantor Lvova-Belova apabila hendak dibantu dipersatukan kembali dengan anak-anak mereka. 

Ia menambahkan bahwa sejauh ini sudah ada 15 anak-anak dari delapan keluarga yang telah dipersatukan lagi dengan kerabatnya melalui langkah seperti itu. 


Sumber: Reuters

Baca juga: Ukraina desak warga Rusia tidak adopsi anak Ukraina "yang diculik"

Baca juga: Ukraina pulangkan 307 anak dari wilayah pendudukan

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023