...lapangan terbang rumput/tanah yang hanya bisa didarati dengan pesawat kecil seperti Pilatus ..."
Jayapura (ANTARA News) - Dari 300-an lebih bandara atau lapangan terbang baik yang besar dan kecil yang ada di Papua 30 diantaranya atau hanya 10 persen yang bisa didarati dengan pesawat jenis Twin Otter, kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Bambang Sismanto di Jayapura, Rabu.

Menurut dia, kebanyakan lapangan terbang tersebut tersebar di daerah pedalaman Papua yang masih perlu dilakukan peningkatan pembangunanya karena rata-rata belum diaspal. "Sedangkan lainnya itu masih berupa lapangan terbang rumput/tanah yang hanya bisa didarati dengan pesawat kecil seperti Pilatus dan lain-lain," katanya.

Terkait lapangan terbang Sinak di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Sismanto, sampaikan bahwa hingga saat ini masih dalam tahap pembangunan dengan dukungan dana dari APBN. "Dan secara bertahap dibangun yaitu mulai dari penyiapan lahannya, diteruskan dengan konstruksi pengaspalannya, jadi tetap berjalan tapi secara bertahap," katanya.

Sedangkan bandara Frans Kaisepo di Kabupaten Biak, yang diharapkan jalur penerbangan internasionalnya dihidupkan kembali, Sismanto jelaskan bahwa bandara tersebut masih berstatus bandara Internasional. Sama seperti bandara Sentani, di Kabupaten Jayapura, Bandar Moses Kilangin di Kabuapten Mimika dan Bandar Mopah di Kabupaten Merauke.

"Dan itu status bandara internasional tapi tergantung dari 'demannya' atau permintaan ke luar negeri itu tergantung dari pesawat yang melayani. Atau itu tergantung dari permintaannya jadi yang penting sekarang pemerintah Kabupaten Biak harus kembangkan pariwisata, nah dari situ turis bisa langsung ke Biak," katanya. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012