Untuk itu sangat penting bagi petani swadaya untuk mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk bersaing di pasar serta berkontribusi pada upaya keberlanjutan industri kelapa sawit.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan sawit nasional siap membantu petani swadaya untuk memperoleh sertifikasi sawit berkelanjutan atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dipersyaratkan pasar internasional.

Director Apical Indonesia Operations Peter Setiabudi mengatakan, permintaan akan minyak sawit berkelanjutan terus meningkat, namun petani swadaya menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai praktek keberlanjutan karena keterbatasan keahlian dan sumber daya.

"Untuk itu sangat penting bagi petani swadaya untuk mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk bersaing di pasar serta berkontribusi pada upaya keberlanjutan industri kelapa sawit," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kementan: tak perlu mempertentangkan sertifikasi RSPO dengan ISPO

Peter mengatakan, pihaknya melalui Program Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment (SMILE) atau Inklusi Petani untuk Kesejahteraan dan Pemberdayaan yang Lebih Baik berupaya menjembatani kesenjangan tersebut.

Melalui program tersebut perusahaan memberikan pengetahuan dan pelatihan serta lokakarya untuk meningkatkan pengetahuan teknis petani swadaya serta membantu para petani swadaya dalam mencapai sertifikasi RSPO.

"Sejak diluncurkan pada tahun 2020, program ini telah memberikan dampak positif bagi kehidupan petani di Indonesia," katanya.

Program SMILE, tambahnya, telah berhasil memberikan petani kecil akses pada pelatihan praktik pertanian berkelanjutan dan meningkatkan hasil panen mereka.

Menurut Head of Sustainability Asian Agri Ivan Novrizaldie pada 2022, Program SMILE telah berhasil mengaudit dan mensertifikasi sebanyak 390 petani swadaya yang terdiri dari 239 petani berasal dari Sumatera Utara dan 151 petani berasal dari Jambi.

Baca juga: Asosiasi petani sawit tolak UU Deforestasi Eropa

Pada 2023, program SMILE telah melewati fase pertama yang mana sebanyak 238 petani swadaya di Riau telah diaudit pada Februari 2023. Saat ini, para petani swadaya tersebut masih menunggu proses penerbitan sertifikat RSPO.

Selain itu, tambahnya, untuk fase kedua sebagai berikut menargetkan lebih banyak petani swadaya bergabung dengan program ini hingga lebih dari 2.300 petani. Selanjutnya menargetkan untuk mendukung 1.284 petani swadaya dalam mendapatkan sertifikat RSPO.

Ketua Koperasi Konsumen Tebing Tinggi Pangkatan Sejahtera (KKTTPS), Desa Tebing Tinggi, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara Khairul Anam menyatakan program ini membawa banyak manfaat sejak pihaknya menerima sertifikasi RSPO pertamanya pada 2022.

"Produktivitas kebun yang lebih baik, praktik pengelolaan perkebunan yang lebih baik, pasokan yang konsisten, serta menjadikan petani turut terlibat membantu melindungi lingkungan untuk meningkatkan taraf hidup mereka," ujarnya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023