Mataram (ANTARA) - Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggandeng sejumlah universitas di daerah ini untuk mengajarkan bahasa Indonesia ke penutur asing guna menginternasionalkan Bahasa Indonesia.

"Beberapa universitas yang kami gandeng diantaranya Universitas Muhamadiyah, Hamzanwadi, Poltekpar, Bumi Gora, dan juga sekolah alam," kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat Puji Retno Hardiningtyas di Mataram, Kamis.

Selain itu, katanya, pihaknya juga bekerja sama dengan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA), sebab program ini sesuai dengan misi APPBIPA, yakni memartabatkan bahasa Indonesia dan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada orang asing.

"Kegiatan ini rutin kami laksanakan secara berkala pada beberapa kabupaten/kota di daerah ini. Saat ini kita sedang turun di Desa Bilebante di Kabupaten Lombok Tengah," katanya.

Baca juga: Kantor Bahasa NTB edukasi bahasa Indonesia di daerah 3T

Baca juga: Kantor Bahasa: Belum semua pemda cinta Bahasa Indonesia


Dalam kegiatannya, katanya, tim yang ada Kantor Bahasa, turun bersama dengan perwakilan dari universitas dan APPBIPA memberikan edukasi bahasa Indonesia bagi penutur asing yang rata-rata pelaku pariwisata di kawasan Mandalika.

Hal itu juga sejalan dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah setelah adanya Sirkuit Mandalika, sehingga program ini bisa tepat sasaran.

"Harapannya, penutur asing bisa menguasai bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam berkomunikasi dan berinteraksi selama berada di daerah ini," katanya.

Sementara, lanjutnya, untuk warga lokal termasuk para pemandu wisata akan diajarkan bahasa asing, agar dapat berkomunikasi dengan baik dan bisa menyampaikan secara tepat apa yang ingin disampaikan.

"Kita juga mengajarkan 'storytelling', serta bagaimana menggali potensi yang ada di wilayah masing-masing," katanya.

Setelah itu, potensi yang ada di desa masing-masing dapat dijadikan cerita kemudian disusun menjadi cerita rakyat dalam sebuah buku. Bahkan salah satu warga bernama Ibu Hurul, kini sudah mampu membuat papan cerita desa.

"Tinggal kita narasikan dan layout kemudian cetak, cerita itu dibuat dalam bentuk bahasa Indonesia dan ke depan akan dibuat versi Bahasa Sasak. Harapannya, warga lain juga bisa melakukan hal serupa," katanya.

Baca juga: 1.000 kosakata bahasa daerah NTB diusulkan masuk ke KBBI

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023