Jakarta (ANTARA) - Unit robotaksi milik General Motors (GM) Cruise LLC melakukan penarikan kembali perangkat lunak kendaraan otonom sebanyak 300 unit setelah salah satu kendaraan itu menabrak bagian belakang bus di San Francisco.

Kecelakaan pada 23 Maret itu terjadi akibat kesalahan perangkat lunak pada kendaraan otonom Cruise yang salah memprediksi gerakan bus gandeng San Francisco Municipal Transit Authority, demikian Cruise mengatakan pada hari Jumat, seperti diberitakan Reuters, Sabtu.

Kecelakaan tersebut menyebabkan kerusakan moderat pada kendaraan Cruise, namun, tidak ada orang yang terluka.

Cruise dalam pengajuan kepada National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pada hari Jumat mengatakan bahwa perangkat lunak telah diperbarui pada 25 Maret untuk mengatasi kekhawatiran bahwa sistem "dapat salah memprediksi gerakan kendaraan berbentuk artikulasi (gandeng) seperti bus dan truk traktor."

"Kecelakaan seperti ini jarang terjadi pada kendaraan otonom kami, namun, insiden ini sangat unik," kata CEO Cruise Kyle Vogt dalam sebuah unggahan di blog.

"Kami tidak mengharapkan kendaraan kami menabrak bagian belakang bus kota dalam kondisi apa pun sehingga bahkan satu insiden seperti ini layak untuk dipelajari secara segera dan hati-hati," dia menambahkan.

Baca juga: Regulator AS selidiki kecelakaan "rem mendadak" Robotaxi GM Cruise

Cruise juga melaporkan kejadian ini secara terpisah kepada California bahwa kendaraan tersebut sedang bergerak di Jalan Haight ketika bus di depannya berhenti dan kendaraan Cruise menabrak bumper belakang bus tersebut.

Vogt mengatakan perilaku bus tersebut adalah wajar dan dapat diprediksi. Bus itu keluar dari halte dan berhenti di jalur lalu lintas.

"Meskipun mobil kami melakukan pengereman sebagai respons, namun, pengereman terlambat dan menabrak bagian belakang bus dengan kecepatan sekitar 10 mph," ucap Vogt.

Pandangan kendaraan otonom terhadap bagian depan bus terhalang sepenuhnya ketika bus keluar di depan kendaraan otonom.

"Karena kendaraan otonom sebelumnya telah melihat bagian depan bus dan mengenali bahwa bus tersebut dapat berbentuk artikulasi, kendaraan otonom memprediksi bahwa bus akan bergerak sebagai bagian yang terhubung dengan bagian belakang mengikuti jalur yang diprediksi oleh bagian depan," kata Vogt, menambahkan bahwa ini adalah satu-satunya kecelakaan semacam itu yang pernah dialami oleh perusahaan.

Cruise mengatakan setelah pembaruan perangkat lunak, mereka memastikan bahwa kecelakaan serupa tidak akan terulang.

Cruise pada bulan September mengungkapkan bahwa mereka melakukan penarikan kembali dan pembaruan perangkat lunak pada 80 kendaraan otonom setelah terjadi kecelakaan pada bulan Juni di San Francisco yang mengakibatkan dua orang terluka.

NHTSA tahun lalu mengatakan perangkat lunak dapat "salah memprediksi" jalur kendaraan yang datang dari arah berlawanan.

Pada bulan Desember, NHTSA membuka penyelidikan keselamatan resmi terhadap sistem pengemudi otonom Cruise setelah menerima laporan insiden di mana kendaraan otonom Cruise "mungkin melakukan pengereman yang terlalu keras atau menjadi tidak bergerak." 

Baca juga: Cruise tarik dan perbarui perangkat lunak di 80 kendaraan otonom

Baca juga: NHTSA selidiki dua kecelakaan mobil Tesla, Autopilot penyebabnya?

Baca juga: Inggris tetapkan peta jalan untuk kendaraan swakemudi pada 2025
Pewarta:
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023