Denpasar, (ANTARA News) - Cukup maraknya aksi penangkapan ikan terutama dengan menggunakan bom dan zat beracun potas, terbukti telah menghancurkan sebagian terumbu karang (coral) yang tumbuh di perairan laut Taman Nasional Bali Barat (TNBB). "Tidak hanya terumbu karang, aksi penangkapan ikan dengan cara seperti itu juga membunuh ratusan jenis ikan dan fauna laut lainnya di kawasan taman yang dibanggakan dunia itu," kata Ir Misna Wiyanto, pemerhati terumbu karang, ketika dihubungi Antara di Denpasar, Rabu (31/5). Misna yang juga ketua Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pesisir (FKMPP) itu, mengungkapkan, selama ini tercatat 226 jenis terumbu karang tumbuh dan berkembang pada areal seluas 810 hektare di kawasan perairan laut TNBB. Namun, lanjut dia, sebagian dari terumbu karang seluas itu telah terkoyak dan rusak oleh aktivitas nelayan liar yang menangkap ikan dengan menggunakan bom dan sianida. Ledakan bom rakitan yang dirancang si nelayan liar, telah membuat gugus terumbu karang terkoyak dan terpecah belah, sementara racun potas yang ditebarkan, telah mengakibatkan flora laut itu mati memutih, ucapnya. Selain flora laut, Misna mengaku tidak dapat memperkirakan lagi berapa jenis ikan dan fauna laut lain yang telah menjadi binasa akibat aksi penangkapan ikan secara liar tersebut. Senada dengan Misna, Manudrestama dari WWF Indonesia, menyebutkan, rusaknya terumbu karang, telah mengakibatkan merosotnya populasi ikan di perairan TNBB. Mengingat itu, ia mengimbau para nelayan untuk menghentikan cara penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan potas, karena pada gilirannya yang rugi adalah nelayan sendiri. "Betapa tidak rugi kalau kemudian populasi ikan menjadi menurun tajam, seperti yang kini terjadi di TNBB," ucapnya menambahkan.

Copyright © ANTARA 2006