Meski memang tidak mudah, karena wilayah kerja kami di sini sekarang tumpang tindih dengan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit."
Balikpapan (ANTARA News) - Dari lapangan-lapangan minyak tua di Sangasanga, Anggana, dan Samboja, Kalimantan Timur, PT Pertamina Unit Bisnis, Eksplorasi, dan Produksi (UBEP) Lapangan Sangasanga dan Tarakan bisa mendapatkan hingga 7.331 barel minyak per hari.

"Itu jumlah minyak yang kami dapatkan per November 2012," kata Ali Rochmad, manajer Lapangan Sangasanga di Sangasanga, Kamis petang (13/12).

Jumlah produksi ini adalah peningkatan hingga 110 persen dari produksi pertama Pertamina setelah mengambil alih lapangan tersebut dari Medco di tahun 2008. Saat itu, Pertamina memulai dengan angka produksi 3.900 barel per hari.

"Malah pada September 2011 kami pernah sampai pada 8.600 barel per hari," sambung Ali Rochmad.

Karena itu, menurut Rochmad, Pertamina di Sangasanga terus melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan tingkat produksi tersebut, yaitu mereparasi sumur-sumur tua peninggalan Belanda, mengaktifkan kembali sumur-sumur yang sempat tertunda produksinya, optimalisasi sumur-sumur yang sudah berproduksi, dan membuat sumur-sumur baru.

"Di sini ada seribu lebih sumur, dan sudah 150-an yang bisa kami aktifkan lagi. Produksi setiap sumur beragam, ada yang 5 barel per hari, ada juga yang 100 barel per hari," tambah Hanif Setiawan, asisten manajer Lapangan.

Dengan baru 150-an yang direvitalisasi, Ali Rochmad yakin produksi itu masih akan bisa meningkat lagi.

"Meski memang tidak mudah, karena wilayah kerja kami di sini sekarang tumpang tindih dengan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit," sebut Rochmad.

Pertamina mengelola kawasan seluas 5.325 hektare di Sangasanga, 6.181 di Anggana, dan 1.840 hektare di Samboja. Di semua kawasan itu, Pertamina harus berkompromi terutama dengan tambang-tambang batubara yang datang kemudian.

Demi keselamatan setiap orang, baik pekerja Pertamina maupun para pekerja tambang batubara, bahkan hingga masyarakat dapat terjamin, para perusahaan tambang membuat perjanjian pemanfaatan lahan bersama dengan Pertamina.

"Diantaranya, mereka harus memberi jarak minimal 100 meter persegi dari titik sumur di lokasi yang bisa ditambang. Bila di perkebunan, silakan saja ditanami sampai dekat sumur, namun bila nanti sumurnya mau dikembangkan, kami bisa minta kembali wilayah di dekat sumur itu untuk operasi," demikian Ali Rochmad, Manajer Lapangan PT Pertamina (UBEP) Lapangan Sangasanga. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012