Di saat Indonesia timur bisa bernyanyi, itu akan membuat Indonesia lebih baik."
Jakarta (ANTARA News) - Ratusan musisi asal Indonesia bagian timur memenuhi panggung megah di Ball Room Ritz Carlton Pacific Palace Jakarta, Kamis Malam.

Mereka bernyanyi, memainkan alat musik, dan dibalut kostum khas daerahnya. Ada Glenn Fredly, Oele Pattiselanno, Bob Tutopoly, Barry Likumahuwa, Ivan Nestorman, dan masih banyak lagi.

Semuanya melantunkan alunan musik khas Indonesia timur. Lagu-lagu pantai, berdansa, senyum manise melebur jadi satu dalam'Konser Keajaiban Indonesia: Sound From The East'.

"Kami datang jauh dari Flores," sapa Ivan.
 
"Amerika boleh punya Jurassic Park, tapi Flores punya Komodo... Biar orang bilang apa, beta cinta Indonesia," tambahnya sebelum bernyanyi.

Di atas Panggung, Ivan ditemani oleh NTT Tropical Choire (NTC) untuk membawakan lagu-lagu berbahasa Flores. Suaranya yang lembut merdu berhasil menghandirkan suasana hangatnya pantai, di ruangan ber-AC tersebut.

Ivan pun mengajak para penonton bernyanyi bersama untuk melepaskan kesan formal dari acara yang diselanggaran berkat kerjasama Kemenparekraf dan MarkPlus Inc itu.

"Indonesia EA...," serunya.

Teriakan yang sama dari bangku penonton, menyambut ajakan Ivan. Akhirnya kerjasama apik itu membuat lagu-lagu seperti Mogi, Flores Da Bila, dan Geogol Geogole sukses dibawakan.

Setelah itu, ada Bob Tutopoly membawakan lagu asli daerah Maluku berjudul Sio Mama. Lelaki berusia 73 tahun itu diiringi oleh 179 orang musisi yang tergabung dalam Molucca Bamboo Wind Orchestra (MBWO).

"Lagu ini adalah untuk makhluk paling indah yang diciptakan Tuhan, yaitu Ibu atau mama orang maluku bilang," paparnya.

Ketika bernyanyi, Bob pun terlihat sangat tersentuh oleh lirik-lirik di lagu tersebut. Dia bahkan sampai memberi wejangan pada para penonton untuk tidak lupa menyayangi ibunda.

"Bila ada yang masih mempunyai kesempatan untuk membalas (Jasa Ibu), ucapkanlah terimakasih," kata penyanyi bersuara berat itu.

Sebagai puncak acara, Glenn Fredly tampil keatas panggung dengan mengenakan pakaian hitam-hitam. Kedatangannya saja sudah disambut gemuruh suara penonton, apalagi ketika dia bernyanyi.

Dengan diiringi oleh Oele Pattiselanno pada gitar, dan Barry Likumahuwa pada bass, Glenn menyanyikan beberapa tembang Maluku seperti Rame-Rame dan Rasa Sayange.

"Saya senang di sini, karena saudara-saudara saya dari timur Indonesia memenuhi panggung," ungkapnya.

"Di saat Indonesia timur bisa bernyanyi, itu akan membuat Indonesia lebih baik," tambah penyanyi kelahiran Ambon itu.

Dia pun tidak lupa mengajak para penonton untuk berjoget bersama dalam lagu Rasa Sayange. Menurutnya ketika dia bernyanyi lagu itu di Malaysia suara penonton di sana lebih ramai dibandingkan di Jakarta.

Sontak hati penonton langung panas, berdiri, dan ikut bernyanyi bareng Glenn dengan suara lantang. Mereka seolah ingin membuktikan kalau 'Rasa Sayange' memang asli Indonesia.

Berkenalan lewat musik

Lewat lagu Flores Da Bila, Ivan berusaha mengenalkan kekayaan alam daerah asalnya. Terutama untuk keindahan alam seperti laut dan pantai di sana.

Songket Khas Flores, Ule pun dipakai oleh para pengiring dari NTC. Mereka berusaha tampil maksimal menonjolkan kecantikan budaya pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur tersebut.

Bukan hanya itu, mereka bahkan berusaha memperkenalkan lagu asli saudara-saudara dari Papua. Sajojo dan Yamko Rambe Yamko berhasil dibawakan anak Flores dengan ciamik.

Barry bersama Barry Likumahuwa Project-nya (BLP) pun tidak mau kalah. Mereka ikut membawakan lagu-lagu silang budaya, kali ini dari tanah Sulawesi.

Ditemani suara merdu Lea Simanjuntak, mereka membawakan tembang seperti O I Nani Keke, Si Patokaan, dan Angin Mamiri.

"Saya dari tapanuli, tapi malam ini saya mau nyanyi lagu dari Indonesia timur," kata Lea dari atas panggung.

MBWO yang datang langsung dari Maluku, juga bersemangat memainkan lagu tradisional daerah Indonesia lainnya. Mereka berorkestra melantunkan Manuk Dadali (Jawa Barat), Jali-Jali (Jakarta), Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah) tanpa canggung sama sekali.

"Itulah Indonesia ya (beragam), kita harus banyak belajar dari daerah lain, lewat musik kita bisa saling mengenal," kata Rence yang kemarin malam tampil menjadi dirigen orkestra.

Penjelasan dari Rence itu, sesuai dengan pepatah 'Tak Kenal Maka Tak Sayang'.

Dalam konser 'Sound From The East', para penonton memang diajak untuk saling mengenal. Buka hanya kenal musik-musik dari timur nusantara, melainkan musik dan budaya Indonesia.

(lod)

Oleh M. Baghendra Lodra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012