... mereka yang bekerja di Thailand secara ilegal harus kembali ke negara mereka... "
Bangkok (ANTARA News) - Lebih dari satu juta pekerja migran di Thailand, kebanyakan dari Myanmar, menghadapi deportasi setelah batas waktu izin kerja melewati batas waktu. Hal ini berpotensi menjadi ancaman bagi industri dan aktivis mengatakan bahwa situasi tersebut dapat menimbulkan pelanggaran hak asasi.

"Setelah hari ini, mereka yang bekerja di Thailand secara ilegal harus kembali ke negara mereka dan mereka hanya dapat kembali melalui jalur hukum," kata Direktur Kantor Pemerintah Pekerja Asing, Dechar Peukpattanaruk, Jumat.

Thailand, ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara sangat tergantung pada pekerja imigran. Orang-orang di Myanmar melintasi perbatasan untuk mengisi kekurangan pekerja dan bahkan setelah negara mereka baru-baru ini membuka lowongan untuk menghindari pengangguran.

Kelompok pengusaha Thailand telah meminta tengat waktu untuk memundurkan batas waktu, karena khawatir kekurangan pekerja manual yang sudah bersatu dengan pasar tenaga kerja.

Program verifikasi nasional meminta pekerja migran untuk mendapatkan paspor sementara dalam rangka memperbaharui atau mengajukan izin kerja di Thailand.

Jika diberikan status hukum, mereka diberi hak pekerjaan yang sama dengan warga negara Thailand, termasuk upah minimum yang meningkat 35 bagi mereka yang bekerja di beberapa daerah pada Januari.

Menurut sensus pemerintah 2011, antara 2 juta hingga 2,5 juta pekerja migran dari negara-negara tetangga termasuk Myanmar, Laos dan Kamboja hidup di Thailand.

Sekitar 80 persen dari mereka berasal dari Myanmar, sebagian besar bekerja di industri padat karya, seperti pengolahan hasil laut dan pakaian, dan status mereka yang tidak terdaftar membuat mereka retan terhadap penyalahgunaan.

Data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan hanya 743.963, kurang dari setengah seluruh pekerja migran, telah melalui proses verifikasi.

Aktivis para buruh mengatakan sistem ini cacat dan sampai 1,5 juta pekerja migran Myanmar tidak terdaftar, tidak memenuhi syarat untuk verifikasi pada tempat pertama, termasuk orang Muslim Rohingya, yang ditolak oleh warga negara Myanmar.

Banyak pekerja migran mencoba untuk tetap berada di Thailand, kata Said. "Tidak ada eksodus besar-besaran karena Myanmar tentu tidak dapat menawarkan pekerjaan sekarang untuk mereka yang berasal dari daerah pedesaan," kata dia.

(S038)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012