Sanur, Bali (ANTARA News) - Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dalam suatu negara. Bayangkan jika permintaan makanan tinggi tapi tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan dan sumber daya manusia yang memadai.

"Ini masalah fundamental, semua perlu pangan," kata Senior Vice President Crop Protection Asia Pasific BASF Raman Ramachandran Ph.D ketika menghadiri konferensi Top Ciencia di Bali.

Top Ciencia yang merupakan konferensi tertinggi BASF juga digelar di China dan India.

Raman mengatakan jumlah populasi manusia pada 2025 mencapai tujuh miliar dan sebanyak 52 persen populasi itu terdapat di Asia Pasifik.

Jika populasi yang besar itu tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan yang berkualitas dan bermutu, maka akan akan menghasilkan kualitas SDM yang di bawah standar.

Raman mengatakan permasalahan kedua yaitu ketersediaan lahan untuk bertani semakin menipis lantaran saat ini lebih didominasi pembangunan gedung dan perumahan.

Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga China dan India. Solusinya bagaimana memanfaatkan ketersediaan lahan yang semakin menipis dengan menghasilkan produksi pangan yang berkualitas. 

BASF adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kimia di Indonesia dan berdiri sejak 1970.

BASF Indonesia menawarkan "suplemen" tumbuhan AgCelence yang dapat meningkatkan performa dan imunitas tumbuhan.

"Sebesar 26 persen dana riset kami habis untuk pertanian. Kami memulai riset AgCelence sejak 2008 dan dipasarkan di Indonesia pada 2010," katanya.

Konsep Baru
Pakar Ekologi Universitas Brawijaya Karuniawan Puji W Ph.D mengatakan AgCelence menawarkan konsep baru dalam dunia pertanian Indonesia. 

Sebelumnya, petani Indonesia menggunakan berbagai jenis obat-obatan untuk menjaga performa tumbuhan dan melindungi dari serangan hama seperti pestisida.

"AgCelence menawarkan konsep baru yaitu 'two in one', AgCelence dapat meningkatkan performa dan melindungi diri sendiri," katanya.

AgCelence memiliki dua formula khusus yaitu protein dan anti-body yang tinggi. Hal itu membuat tumbuhan dapat menangkis serangan hama dari luar dan membuat tumbuhan bertahan dalam kondisi yang ekstrem sekalipun.

"Saya telah menguji sebuah tanaman yang diberi AgCelence tanpa diberi air. Hebatnya, tanaman itu dapat bertahan dan tumbuh," katanya.

Seorang petani asal Kediri Hariyanto telah menggunakan Agcelence Cabrio selama dua tahun pada tanaman Jagungnya dan hasil panennya tumbuh 30-50 persen. 

Ia memiliki lahan tanah seluas tiga hektar untuk tanaman Jagung dan sehektar untuk sayur-sayuran seperti timun.

Ia memberikan cairan AgCelence Cabrio berukuran 15 ml pada tangki yang berisi air 14 liter pada hari ke-tiga dan sembilan.

Hasilnya, batang-batang Jagung tumbuh tiga kali lebih besar, daunnya lebih besar dan tongkol Jagung lebih besar.

Ia memanen Jagung seberat empat ton. Padahal, sebelumnya (tanpa AgCelence) hanya dua ton.

"Meskipun umur Jagung sudah dua tahun, daun-daunnya masih hijau sehingga masih bermanfaat untuk makan ternak," katanya.

(adm)   

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012